BAB 58: Tak Dapat Menahan 🔞

187 28 11
                                    

"Ssssh baby.... Sudah jangan menangis nanti kau sakit dan muntah-muntah lagi karena terlalu sedih" ujar Junjun sambil mengangkat tubuh Zhehan hingga kini mereka saling bertatapan mata.

Dengan lembut Junjun mengusap air mata belahan jiwanya itu. Lalu menarik wajah tampan sekaligus cantik itu untuk kemudian dia mencium kedua matanya, meniup ke lubang telinga yang membuat bulu kuduk Zhehan meremang menikmati sensasi godaan itu.

Tangannya otomatis menyelusup masuk ke dalam kemeja memeluk pinggang Junjun dan menggaruk  pungungnya yang membuat Junjun semakin bergairah karena'garukan' jemari Zhehan

"Laogong, aku sangat mencintaimu, jangan tinggalkan aku sendiri..aah" desah Zhehan

"Laopo, belahan jiwaku, bagaimana aku bisa meninggalkan separuh nafasku, bukankah artinya aku hanya akan menjadi mayat hidup?" jawab Junjun sambil mengigit dan mengisap ringan leher Zhehan.

"Eeehm..  Aromamu sungguh harum sayang" gumam Junjun. Lidahnya menyusuri sekitar leher, bahu dan pangkal lengan Zhehan.

"Eeeehm.... Ssssssh....  Bao.. Aku..." desah Zhehan menikmati sensasi godaan dari ujung lidah dan gigitan kecil Junjun.

Jemarinya mencengkeram punggung Junjun.

Mengetahui bahwa Zhehan mulai "menginginkannya" Junjun juga merasakan suhu tubuh Zhehan mulai menghangat, namun belum benar-benar 'siap'.

Karenanya dia menstimulasi tubuh kekasihnya untuk lebih meningkatkan  gairah Zhehan hingga benar-benar siap.

Junjunpun akhirnya membaringkan Zhehan dengan lembut, bibir mereka saling mengulum dengan lidah mereka saling berkaitan didalam mulut tangan merekapun saling meraba, menjepit dua tonjolan hitam yang mengeras di masing-masih ujung dada mereka.

"Mmmmph.... Eeemmmm..." desahan demi desahan terdengar dari kerongkongan mereka berdua.

Nafas mereka saling memburu.

Junior merekapun semakin menggemuk berdiri dengan angkuhnya  seolah menuntut pembebasan.

"Laogooong ...." rengek Zhehan mengisyaratkan bahwa dia sudah mulai tidak sabar lagi. Kini kedua kakinya telah tertekuk dan membuka seperti orang mau melahirkan.

"Kenapa sayang..." goda Junjun sambil mengenggam Xiao Han dan semakin membengkak dan memberikan pelayanan penuh dengan  jemari panjangnya dengan sesekali mengusap ujung kepala botak Xiao Han.

" Bao.. Ayolah .. Atau kalau tidak sudahi saja" ancam Zhehan

Dia mulai menutup kakinya dengan sedikit mendorong tubuh Junjun.

Melihat reaksi Zhehan ini membuat kelabakan Junjun.

Maka dengan segera dia melayani belahan jiwanya dengan memberikan kepuasan bagi keduanya hingga rak ada lagi yang dapat dikeluarkan lagi dari bawah sana.

Hanya ada hembusan nafas yang teratur dari bibir Zhehan.

"Sudah puas?" tanya Junjun sambil mengusap peluh di dahi Zhehan dengan handuk kecil.

"Ehmmm"
"Terima kasih Bao" ujar Zhehan sambil mencium pipi Junjun dengan penuh cinta.

Drrrrrt..... Drrrrrt....
Dewi Uang memanggil

"Ya, Jie ini aku Simon" ujar Junjun menjawab panggilan itu.

"Ehm Bos Jun, apakah kau bisa ke kantor sekarang?"

"Ada hal penting yang harus disampaikan mengenaimu secara langsung" ujar Direktur Manager, Yue Xin di kantor milik Junjun itu.

Melihat Junjun menerima panggilan penting dari perusahaannya, Zhehan segera bangkit dan hendak keluar dari kamar.

Namun tangannya dipegang oleh Junjun dan melalui kepalanya mengisyaratkan agar Zhehan tetap di berada di sisinya.

"Katakan Saja Jie, waktuku sedang tidak nyaman untuk keluar sekarang" jawab Junjun

"Apakah sekarang dia ada di dekatmu?" tanya Yue Xin hati-hati. Menjaga mood Junjun.

"Ehm.. Katakan saja, sekarang atau nanti pada akhirnya dia juga akan mengetahuinya"

"Dan aku juga tak ada yang ingin kusembunyikan darinya" jawab Junjun dengan tegas.

Maka Zhehanpun mengambil buku yang biasa dia letakan di meja samping tempat tidurnya itu dan mulai membacanya.

Walaupun dia membaca buku dihadapannya, namun telinganya terbuka lebar untuk mengetahui hal apa yang ingin mereka bicarakan, hingga harus bertanya apakah ada diriku atau tidak. Pikir Zhehan

"Hmmm Begini Bos Jun, berita ini mungkin sudah kau duga akan terjadi sebelumnya"

"Mengenai hal apa?" tanya Junjun dengan nada datar menahan emosi. Tangannya memegang erat jemari Zhehan seolah ingin memperoleh kekuatan.

Zhehanpun menggengam erat jemari Junjun dan mengusap punggung tangan Junjun untuk menenangkannya.

"Kau tahu bahwa tidak ada makan siang gratis di dunia ini"

"Aku mendapat info dari seorang sumber dari kelompok mereka bahwa bila dia ingin dipulihkan maka sebagai gantinya hubungan kalian yang harus 'dimatikan' sebagai imbalannya" jawab Yue Xi dengan hati-hati namun terdengar tegas.

Kedua tubuh sepasang kekasih itu menjadi tegang dan terdiam

---------

Kiss Me TonightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang