OD 22 : Akhir Kang Pamer

17.2K 1.6K 35
                                    

Hadiah dari Adel sangat-sangat membuat tercengang, hal yang sama sekali tak terduga oleh Odeiva. Sahabatnya itu memberikan apron. Iya, apron, saudaranya celemek. Sungguh sangat tak terduga, bukan?

Padahal, Adel tahu bahwa Odeiva tak bisa memasak, tidak biasa berada di dapur. Namun, meski begitu, apron yang diberikan Adel sungguh cantik, Odeiva akui itu. Berwarna merah muda, motif bunga, dan di bagian pinggang hingga ujung terdapat kain tile yang melapisi. Saat memakainya, Odeiva menatap diri di cermin, sungguh seperti anak di bawah umur yang akan memasak.

Odeiva melangkah ke arah dapur, ia sudah berbelanja mengisi kulkas. Ponsel diaktifkan, membuka youtube dan mencari cara menggoreng ayam tepung dengan benar. Odeiva membuka kulkas, mengeluarkan bahan yang digunakan. Belum sempat membawa ke kitchen, terdengar bunyi dari smartlock, pertanda seseorang datang.

Panik, Odeiva meletakkan bahan makanan di atas meja makan, dan segera menuju pintu utama. Kata Lansaka, selain mereka berdua yang mengetahui pin apartemen ini, Veronika juga mengetahui. Odeiva takut ada inspeksi mendadak yang dilakukan oleh ibu mertuanya itu.

Soal kebersihan, Odeiva bisa menjamin, sebab mereka menyewa asisten rumah tangga part time yang hanya akan datang di pagi hari untuk membersihkan, kemudian pergi setelah selesai. Hanya saja, ia belum sempat memeriksa apakah ART itu bisa diandalkan atau tidak.

"Mas?" Odeiva terkejut melihat kehadiran suaminya.

Lansaka tersenyum tipis, kemudian memberikan jasnya kepada Odeiva. "Itu kotor, ketumpahan kopi tadi, jadinya Mas pulang buat ambil yang baru, soalnya mau balik meeting di resto depan."

Odeiva menatap jas tersebut, keberadaannya di sini bak seorang istri yang menyambut suami pulang. Alisnya terangkat, menatap Lansaka menuju kamar. Ah, apakah kehidupan pernikahannya baru akan dimulai?

Senyum berkembang, mengikuti ke mana Lansaka melangkah. Lelaki itu masuk ke walk-in closet, menggeser pintu lemari khusus jas. Odeiva mendekat, menunjuk jas yang senada dengan celana Lansaka, suamijya langsung mengambil tanpa pikir panjang, senyum Odeiva semakin lebar.

Suaminya segera berbalik, tetapi kemudian kembali menoleh pada Odeiva. "Hotpants kamu mana?" tanya Lansaka, sembari menatap ke arah paha sang istri yang tertutup celana panjang.

"Nggak ada, udah habis aku buang." Odeiva berkilah.

Sejujurnya ia berjanji tidak akan lagi menggunakan celana panas itu, sebab tak ingin dipermainkan oleh Lansaka lagi. Odeiva sengaja berbohong, dan nanti akan melempar semua celana itu ke tong sampah. Tidak akan digunakan olehnya.

"Ukuran pinggang kamu berapa?" Lansaka menghadapkan tubuh sepenuhnya pada sang istri, "ngomong-ngomong, apron kamu kelihatan norak."

Mbees! Adel benar-benar tengah mempermalukannya.

"Ini hadiah, karena belum beli yang buat dapur, jadinya aku pakek aja."

"Oh, kamu lagi masak?"

Pertanyaan Lansaka benar-benar bernada sarkasme, Odeiva tahu jelas bahwa tengah diolok oleh suami sendiri. Ia menghela napas berat, membuang muka dan pergi begitu saja ke dapur, tak lupa jas kotor Lansaka ditaruh ke keranjang pakaian kotor sebelum meninggalkan kamar.

"Nggak masalah, aku bisa tanya Mama," Lansaka mengikuti langkah Odeiva, "Mama pasti tahu ukuran celana kamu."

Odeiva mendesis, mengentakkan kaki kesal. "Pergi sana! Jauh-jauh dari aku!" usirnya.

**

Sampai gelap datang, Lansaka belum juga pulang ke apartemen. Suaminya itu sempat mengirim pesan bahwa masih mengadakan rapat bersama Veronika, dan kali ini Odeiva percaya, sebab ibu mertuanya itu sempat mengunggah video suasana sebelum melakukan rapat bersama Lansaka yang duduk di sebelah beliau.

Kubuat Konten, Suami Kaya Kudapat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang