OD 33 : Persiapan

16.6K 1.5K 21
                                    

Odeiva menatap pantulan dirinya di kaca mobil, setelah merasa bahwa wajahnya hari ini terlihat begitu natural dengan make-up tipis, ia meninggalkan area parkir dan menuju kantin kampus. Adel meminta untuk dijemput di sana sebelum pergi jalan ke mal seperti yang telah mereka berdua rencanakan.

Rok di atas lutut dan kaus crop top dilapisi kemeja longgar, menjadikan dirinya pusat perhatian. Baiklah, Odeiva cukup kege'eran merasa bahwa semua mahasiswa melihat padanya. Namun, setelah dirinya menurunkan sedikit kacamata hitamnya, ternyata perhatian mereka berada pada tas mini seri terbaru dari brand terkenal.

Siapa lagi yang memberikannya kalau bukan Veronika, hal itu terjadi semalam, ia disulap menjadi perempuan modis berkat kekayaan wanita itu. Mertua dan suaminya berangkat subuh ke bandara, Odeiva terpaksa harus menginap di rumah megah milik mertuanya karena beliau tak ingin Odeiva sendirian di apartemen.

"Lo suka banget ngajak ketemuan di kantin kampus," ucap Odeiva saat sampai di hadapan Adel yang tengah menyesap teh hangatnya dengan gerak santai.

"Duduk dulu, dong."

Odeiva menuruti temannya itu. "Lo sesayang itu sama kampus?"

Adel tertawa kecil. "Nggak. Gue maunya lo jemput di depan tempat fotokopi gue, tapi itu di pinggir jalan, panas kalau nunggu lo di sana. Makanya, mending di sini."

"Alasan aja lo," Odeiva melepaskan kacamatanya, "ada yang lo incar di sini, ya?" candanya.

"Ya kali, gue suka sama anak bawang," Adel membalas diakhiri dengan gelak tawa.

Odeiva menyelip rambutnya ke belakang telinga, sembari menilik ke arah kiri, memberikan senyum pada mahasiswa yang diam-diam menjadikan dirinya pusat perhatian. Reaksi mereka membuat dirinya bangga dalam hati, tak bisa dipungkiri pesonanya hari ini sungguh membuatnya hati bahagia.

Kali ini Odeiva menoleh ke kanan, dan benar dari arah sana pun terdapat sekelompok laki-laki menilik padanya. Senyum manis bak anak polos diberikan, reaksi mereka pun sama. Ia hendak kembali melihat pada Adel, tetapi ekor matanya mendapatkan pemandangan tak terduga.

"Pak Fahtar?" gumamnya, tak percaya bisa melihat ayah mertua di kantin kampus.

"Itu yang mau gue omongin ke lo, Dei. Kenapa mertua lo ada di kampus?" Pertanyaan tersebut datang dari Adel.

Odeiva lantas menilik temannya itu, sadar bahwa Adel pernah bertemu Fahtar di acara pernikahannya, tentu masih ingat karena pernikahan berlangsung satu bulan yang lalu. "Gue juga nggak tahu," jawabnya, "duh, dia liat gue nggak, ya?" Mencoba menyembunyikan wajah menggunakan rambutnya.

Adel tertawa geli melihat kelakuannya itu. "Katanya dia dosen baru di kampus ini."

"Kenapa bisa?"

Temannya itu mengedikkan bahu. "Nggak tahu, lo menantunya, kenapa nggak coba nanya sendiri? Gue, sih, baru denger dari mahasiswa yang di sebelah. Soal alasannya ngajar, gue nggak tahu."

Odeiva menggeleng cepat. "Gue nggak tahu apa-apa, makanya kaget lihat dia di sini." Berdecak dalam hati, harusnya ia yang membuat Adel merasa terpojok hari ini, bukan dirinya yang dibuat ketar-ketir bertemu Fahtar. Bagaimana jika pria itu melihatnya?

Mendesah dalam hati, sekali lagi Odeiva melirik ke arah Fahtar. Nampak beliau tengah berbincang akrab dengan beberapa pria seusianya. Odeiva sama sekali tak ingin bertemu, sebab mulut Fahtar lemes seperti emak-emak cerewet, ia tak ingin dipermalukan di depan Adel.

Adel menatap Fahtar begitu intens. "Dia udah nggak pegang Eradi Corp?"

Tanpa bisa ditahan, Odeiva mengangguk, setelahnya berdecak dalam hati. Entah kenapa, bukannya bersikap sedikit judes, dirinya malah bersikap biasa saja pada Adel dan malah fokus khawatir pada kehadiran Fahtar. Keakraban di antara mereka berdua tak bisa dielakkan, Odeiva menatap sinis pada temannya tersebut, di saat Adel masih sibuk memperhatikan Fahtar.

Kubuat Konten, Suami Kaya Kudapat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang