Part 27

106 10 8
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Nggak bisa tidur sama sekali membuat Aila kembali menyalakan lampu kamarnya. Dia memikirkan keadaan Zion, Zaen, Zavian dan Zikra. Terlebih Aila sama sekali belum mendapat kabar apa-apa, pun sebenarnya nggak ada yang menjanjikannya kabar.

Namun, karena terlalu khawatir, Aila memutuskan untuk menghubungi Zikra saja. Dia berharap nggak mengganggu cowok itu.

Chat seperlunya aja

Zikra|

| Apa, Nad?

Kalian gimana keadaanya?|

| Aman²

Beneran? |

| Beneran
| gak usah khawatir, karena dengan begitu kami makin ganteng. Tp gue yg plng GANTENG loh y!

Syukur alhamdulillah kalau gitu |
Bisa serius bentaran nggak sih? |

| Iya alhamdulillah 😊
| Kagak bisa, Nad.
| Maaf ya, gue serius di waktu tertentu aja
| Kaya pas mau ngelamar misal👀

Udahan ya |

| Yailah

Terlalu kesal jika berlama-lama kirim pesan dengan Zikra, Aila langsung memutus komunikasi itu, kemudian melempar ponselnya ke arah ranjang sementara dia bangkit menuju jendela untuk membukanya.

Aila mengintip kamar Zaen yang tampak gelap, membuatnya kecewa dan memutuskan untuk duduk termenung di sana. Segera Aila memegang kepalanya yang seakan hendak pecah.

Bagaimana tidak. Ada banyak sekali perkara di hidupnya belakang ini. Masalah Stella, kekecewaan Kak Lila, lalu masalah Zaen dan geng Revizo, Revizo apalah itu, Aila nggak ngerti. Semua itu menumpuk menjadi beban berat yang harus Aila pikul sendirian.

Sedang di rumah seberang memang sengaja nggak menyalakan lampu. Sebenarnya karena dirinya baru tiba di kamar dalam keadaan gelap, dan terlalu malas mencari saklar. Dia sedang menikmati sensasi nyeri di wajahnya sehabis adu jotos bersama Bintang dan teman-temannya tadi.

Dalam hati, Zaen enggan menyimpan perasaan sayang terhadap mantan sahabatnya itu. Padahal sebelum ini, Zaen sempat berpikir untuk memperbaiki hubungannya bersama Bintang, tapi kelakuan cowok itu justru membuat Zaen muak dan marah.

"Argh! Sialan!" umpat Zaen, saat dia merasakan nyeri di bagian bibirnya sehabis menguap.

Mulai nggak nyaman sama keadaan kamarnya yang gelap, Zaen memutuskan untuk menyalakan lampu. Berkat seisi kamarnya sudah terlihat, Zaen jadi mengetahui bahwa gorden kamarnya belum ditutup.

Dengan langkah tertatih karena kelelahan berkelahi, Zaen menghampiri jendela kamarnya. Nyaris saja dia menutup gorden tersebut, tapi potret Aila yang sedang melamun di dekat jendela kamar cewek itu membuat Zaen menghentikan aktivitasnya.

Selama sesaat, Zaen hanya terdiam memandangi Aila. Hingga dia sadar jika posisinya di balik jendela akan terdeteksi oleh Aila berkat kamarnya yang terang benderang. Maka, sebelum Aila memergokinya, Zaen segera menutup gorden kamarnya dan mundur menuju kasurnya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang