Part 44

90 8 4
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sepulang main bareng Sheva, Aila benar-benar menepati janji. Cewek itu datang ke rumah sakit tepat pukul lima sore. Dia sampai berlarian di lorong rumah sakit menuju ruang rawat Zaen. Dia berharap belum terlambat.

Begitu tiba di depan pintu ruang rawat Zaen, Aila berhenti selama beberapa saat untuk menyiapkan diri. Selain agar tetap tenang juga agar dia nggak kaget kalau tahu rupanya Zaen sudah pulang.

Setelah dirasa siap, Aila pun membuka pintu tersebut, lalu melongok ke dalamnya. Dan kehadirannya pun langsung diketahui oleh penghuni ruangan tersebut, sampai semua pasang mata yang ada di sana menatapnya. Aila jadi gugup.

"Hai. Sori. Gue kira Zaen udah pulang." Aila terlihat begitu kikuk.

Zaen menahan senyum sedangkan Tante Widya menyambut Aila dengan senyum ramah yang mulai beliau biasakan ketika berhadapan dengan Aila. Nggak bersikap keras lagi seperti sebelumnya.

"Udah ditunggu Zaen dari tadi," kata Tante Widya.

Zaen sendiri hanya melirik sekilas sang mama, kemudian beralih melirik Aila. Dia nggak ada niatan menyanggah atau mengelak ucapan mamanya, karena apa yang beliau katakan memang benar.

"Hehe." Aila tertawa garing. Jujur, dia nggak tahu harus menanggapinya dengan apa.

Aila mulai melangkah lebih dekat dengan Zaen dan mamanya. Wanita itu terlihat sedang mengemasi beberapa barang yang berada di nakas samping kanan ranjang Zaen. Sejenak dia terkejut saat baru menyadari kehadiran Bintang di sana.

"Apa kabar?" tanya Bintang.

Karena masih bingung dengan kehadiran cowok itu, Aila mengangguk patah-patah. "Baik."

Mengetahui kebingungan Aila, Tante Widya pun mencoba untuk menjelaskan apa yang telah Aila lewatkan. "Bintang teman SMP Zaen dulu."

Aila mengangguk, nggak mencoba mengaku bahwa dia sudah mengetahui itu. Dia membiarkan Tante Widya beranggapan Aila nggak memgetahui hubungan antara Bintang dan Zaen.

"Dia datang buat jenguk Zaen, dan minta maaf. Ternyata mereka selama ini musuhan. Pantes Tante nggak pernah lihat Bintang lagi. Dasar anak laki-laki." Tante Widya mengakhiri kalimat dengan kekehan sambil menciptakan ekspresi nggak habis pikir.

Aila jadi ikut terkekeh, lalu melirik mereka yang sedang mengobrol. Selain Bintang, di sana ada tiga teman Zaen yang lain, yaitu anggota Prince Z yang norak itu. Melihat mereka sudah akur, Aila jadi terharu.

"Ada yang perlu Aila bantu nggak, Tan?" tawar Aila, setelah mengembalikan perhatiannya ke Tante Widya.

"Nggak ada. Kamu telat sih. Tante udah kemas semua barang-barangnya," jawab Tante Widya dengan nada jenaka.

"Eh, maaf, Tan. Barusan ada urusan sama Sheva," kata Aila, meski dia tahu Tante Widya nggak mengenal Sheva. Dia juga terlihat nggak enak hati, sebab datang terlambat.

Tante Widya terkekeh dan menggelengkan kepalanya nggak habis pikir, karena sepertinya Aila menanggapi ucapannya dengan serius.

"Tante cuman bercanda, kok," katanya, tersenyum. Dan Aila hanya bisa menggaruk tengkuk lehernya yang nggak gatal.

Tante Widya mengecek jam tangannya, lalu melirik Zaen dan teman-temannya. "Sebenarnya mereka juga baru datang. Dan kita masih perlu nunggu Dokter Dirta dulu sebelum benar-benar pulang, jadi kita biarin mereka ngobrol dulu, ya?"

Karena bingung, Aila jadi menjawab dengan kikuk. "Oh, iya, Tan. Oke!"

Tante Widya membalas dengan senyum, lalu kembali menatap Zaen. "Mama keluar sebentar ya, Zaen, sama Aila."

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang