Part 14

219 47 9
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Belakangan ini kan Zaen sadar bahwa Aila sedang sering menyapanya. Namun, hari ini sapaan itu nggak ada. Bahkan, Zaen merasa Aila sedang banyak murungnya. Tapi ketika sadar itu bukan urusannya, Zaen nggak mau memikirkannya lagi, meski sosoknya lagi duduk nggak jauh dari kursi kelasnya.

Hingga tiba-tiba saja sosok Zikra muncul di ambang pintu. Mulanya dia menyapa Zaen, "Hai, bro!" gitu, makanya Zaen mengira bahwa Zikra ingin menemuinya. Namun, yang Zikra lakukan justru duduk di sebelah Aila.

"Hai, Nad. Dengar-dengar lo lagi galau. Kenapa sih, sayang? Sini cerita!"

Melototlah mata Aila mendengar sapaan norak dari Zikra itu. "Sumpah lo alay banget!"

Zikra malah cengegesan.

"Dan sok tahu!" lanjut Aila.

"Loh gue dapat info kok, dari informan yang valid!" kata Zikra.

Dahi Aila mengerut bingung. "Siapa?"

"Temen lo yang rambutnya keriwil itu. Tadi gue nanya kok jahat banget sih dia nggak ngajak Nada ke kantin, eh dia jawab kalau lo lagi galau. Gue mikir dong, diapain nih bestie gue sama si kriwil, dan dia nyuruh gue buat cek sendiri. Ternyata lo emang keliatan nggak minat hidup, kenapa sih?"

Zikra begitu asyik mengobrol dengan Aila, sampai nggak sadar kalau dia mengabaikan keberadaan Zaen yang duduk di belakang mereka. Namun, Zaen sama sekali nggak sakit hati kalau Zikra lebih milih main sama Aila ketimbang dirinya. Toh Zaen juga malas kalau diajak ngobrol.

Sementara Aila sempat memutar bola matanya dengan malas, karena mendengar penuturan Zikra yang berlebihan. Tapi dia jadi tahu siapa si kriwil yang Zikra maksud, yaitu Milly.

"Terus lo beneran nemuin gue gini?" Aila cukup heran, nggak menyangka kalau Zikra punya dedikasi untuknya sebagai sahabat.

"Iya, lah. Buktinya gue di sini duduk sama lo. Ya kali gue ke sini cuman buat nemuin Zaen?" Lalu Zikra menoleh ke belakang, melambaikan tangannya ke arah Zaen yang direspon dengan wajah heran oleh cowok itu.

Setelah mengembalikan perhatiannya ke arah Aila, ternyata cewek itu juga sedang menoleh ke belakang, mendapati Zaen yang barusan banget membalas tatapannya. Saking galaunya, Aila sampai nggak sadar kalau Zaen sejak tadi duduk di kelas.

"Nad, kenapa sih? Cerita dong sama gue kalau ada masalah." Zikra mencoba menawarkan diri untuk menjadi pendengar.

Aila berdeham. "Ternyata lo nggak tengil-tengil amat."

Dikatain begitu, Zikra tersenyum bangga sekali, tapi langsung heran saat melihat Aila bangkit sambil menarik tangannya, bermaksud mengajak Zikra pergi.

Cowok itu pun mengikuti langkah Aila keluar kelas, dan sempat melambaikan tangannya ke arah Zaen bermaksud pamit. Kemudian, dia pun diberi tahu bahwa Aila mengajaknya pergi ke taman lingkar yang ada di sisi gedung sekolah mereka. Taman lingkar berupa kursi duduk yang mengelilingi pohon kiara payung, yang untungnya saat itu sedang kosong. Mereka pun duduk di sana, tapi nggak ada yang mau membuka obrolan. Tahu-tahu saja suasana jadi sunyi.

"Agama lo apa, Zik?"

Akhirnya Aila membuka suara, tapi dengan pertanyaan yang membuat Zikra terkejut. Karenanya, Zikra membutuhkan beberapa detik untuk menjawabnya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang