Part 16

205 40 22
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Kedatangannya menarik perhatian Zion. Awalnya Zaen nggak peduli, tapi karena tatapan Zion nggak kunjung teralihkan, Zaen jadi risih sendiri. Maksudnya apa coba ngelihatin mulu?

Akhirnya, Zaen nggak segan nendang kaki Zion dengan maksud menegur.

Zion nggak sakit hati atau apa ditendang Zaen, dia malah dengan tenang memperlihatkan layar ponselnya ke arah Zaen. "Reunian lo sama Stella?"

Mata Zaen menyipit, berusaha mengamati layar ponsel Zion, yang rupanya berisi potret dirinya bersama Stella, di halaman rumah cowok itu. Foto yang Zion dapat dari Zikra dan yang Zikra dapat dari Aila dan yang Aila dapat dari hasil memotretnya diam-diam.

"Dia yang nyamperin," jawab Zaen cuek.

"Kok bisa?"

"Nggak tahu." Zaen jelas nggak peduli sama sekali.

Jujur deh, kalau belum cukup jelas, Zaen beneran nggak ada perasaan apa-apa sama Stella. Sumpah dan suer. Cewek itu saja yang salah paham, karena sebenarnya surat yang ditemukan oleh Omarrio itu milik Bintang. Teman lama Zaen dan Zion.

"Cewek lampir kaya dia nggak boleh dibiarin gentayangan," kata Zion. "Bisa menghantui pertemanan orang soalnya. Hancur lebur. Berasa oke aja tuh cewek."

Hinaan itu bikin Zikra dan Zavian penasaran. Mereka pun jadi bertanya-tanya, dan selagi Zion sibuk menceritakan sejarah Stella, Zaen malah sibuk sama isi pikirannya.

Dia kepikiran sama foto yang diperlihatkan Zion tadi. Berdasarkan perspektif foto itu, kayaknya Zaen tahu. Posisinya seperti diambil dari rumah Aila, tapi masak sih?

Zaen yakin benar, tapi... masak sih?

Karena, untuk apa Aila memotret mereka? Apa lagi sampai dikirim ke Zion. Setidaknya itu yang Zaen tahu, sebab Zion nggak bilang kalau foto itu dari Zikra. Zikra yang saat ini sedang menatapnya.

Perhatian Zaen akhirnya teralihkan oleh obrolan Zion, dan tiba-tiba saja dia jadi ingin mengeluh.

"Stella ngira gue suka sama dia," ungkap Zaen, dengan ekspresi terbebani.

"Dia masih suka sama lo?" Ada ekspresi prihatin saat Zion menanyakannya.

Zaen tampak kesulitan menanggapi pertanyaan Zion. Namun, sebisa mungkin dia menjelaskannya dengan sejujur-jujurnya.

"Bintang. Lo tahu dia suka sama Stella dulu."

"Tapi yang Bintang tahu Stella sukanya sama lo," sela Zion, yang mendapat anggukan dari Zaen.

Mendadak, obrolan pribadi Zion dan Zaen terdengar menarik bagi Zikra dan Zavian. Mereka pun mendengarkannya dengan saksama.

"Itu dia alasan Bintang minta tolong gue buat ngirim surat dia ke Stella, tapi nggak pernah gue kasih."

Ada kerutan di dahi Zion tanda heran. "Lah kenapa?"

Zaen menunduk, kelihatan menyesal sekaligus kecewa. "Gue pikir bakal lebih baik kalau Bintang yang ngasih langsung buat Stella. Tapi dia tetap nyuruh gue yang kasih, sampai surat itu jadi numpuk."

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang