Part 34

98 11 4
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Zion mengadu berhasil mengintrogasi Debi. Dia yakin foto itu didapat dari Debi karena yang sudah pasti memilikinya. Debi mengaku ada cewek Cortofory mendatanginya, dan menanyainya beberapa hal sampai akhirnya mendapatkan foto Aila dengan Zion di hari ulang tahunnya kapan hari itu.

Aila yang sudah mendengar itu berterima kasih, tapi dia masih perlu tahu bagaimana cara Stella mengetahui harus menemui Debi untuk mencari bahan strategi menjatuhkannya.

Dan saat Aila sedang bingung-bingungnya mencari tahu sendiri, notifikasi dari Sheva menginterupsinya. Namun, apa yang dia terima dari sahabatnya itu membuat matanya terbelalak.

Bergegaslah Aila bangkit untuk menemui Sheva di rumahnya, sebab Sheva nggak mau dihubungi untuk diajak bertemu.

"Kak, aku ke rumah Sheva!" seru Aila.

Sebenarnya hubungan mereka nggak jelas, sudah membaik, kah, atau belum. Namun, keduanya memang masih saling diam. Meski begitu, sudah semestinya Aila harus pamit jika ingin pergi.

Rumah Sheva cukup jauh, dan Aila baru saja memesan ojek online, yang berhasil membawanya ke rumah Sheva tanpa hambatan. Begitu tiba, Aila langsung mengetuk pintu rumah sahabatnya itu.

Sheva keluar. Mulanya dia biasa saja, tapi begitu melihat Aila-lah yang datang, ekspresinya langsung datar.

"Ngapain?" Bahkan nadanya terdengar cuek sekali.

"Gue nggak ada apa-apa sama Bintang, dan lo dapat foto itu dari mana?"

Sheva meringis, seolah kalimat Aila menjadi suatu bukti entah apa, yang nggak Aila ketahui. Hal itu jadi bikin Aila semakin cemas.

"Berarti bener dong, kalau lo kenal sama Bintang?" tanyanya.

"Iya. Tapi nggak sengaja."

Sheva mendengus, lalu hendak menutup pintu saja. Namun, Aila buru-buru menahannya.

"Bicara dulu, lah, Shev. Jangan kabur-kaburan. Kita bukan anak kecil lagi!"

Karena tersinggung, akhirnya Sheva membuka pintunya lebih lebar, tapi langsung menutupnya lagi. Hanya saja, kini Sheva sudah sepenuhnya berdiri di luar, lalu duduk di teras rumahnya diikuti Aila. Mereka berdiam diri selama beberapa saat.

"Lo dapat fotonya dari mana?" tanya Aila lagi.

"Stella. Dia bilang kaget liat lo nongkrong sama cowok." Sheva menjawab tanpa mau menatap Aila.

Bukannya merasa bersalah, Aila justru kecewa. "Dan lo langsung marah sama gue, tanpa mau tahu apa yang terjadi sama gue hari ini?"

Barulah Sheva menoleh. "Lah, gue harus nanya apa kalau nggak punya konteks?"

Benar juga, mengingat yang Stella kirim hanya fotonya saja, nggak dengan artikelnya. Tapi bukan berarti kekecewaan Aila mereda. Dan Sheva yang melihat Aila malah balik marah padanya pun nggak terima.

"Lo tahu betapa kecewanya gue kalau ternyata Bintang dekat sama lo."

"Kami nggak dekat, Sheva. Sumpah deh! Dia bahkan pernah nyulik gue."

Sebenarnya Sheva kaget sama pengakuan Aila, tapi pengakuan itu terlalu mustahil untuk dipercaya. Maka Sheva berdecih.

"Gue serius!"

"Kalau lo diculik sama dia, lo pasti trauma dan nggak akan mau diajak ketemu sama Bintang. Apa lagi bisa sedekat itu."

Huft... Aila pening. Saking banyaknya pikiran yang mengganggunya, Aila mana sempat kepikiran untuk mencari bukti atau apa. Dia datang menemui Sheva dengan tangan kosong. Dan omong-omong soal dekat yang Sheva maksud, di foto itu Aila dan Bintang memang terlihat dekat. Foto tersebut diambil saat Bintang nyaris membelai wajah Aila. Padahal saat itu Aila langsung menjauh, tapi kenapa yang memotretnya bisa mendapatkan momennya? Aila sungguh lelah memikirkannya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang