Part 22

155 24 49
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Untuk pertama kalinya selama bersekolah, Aila masuk ke ruang BK akibat kesalahannya. Nggak cukup dengan pernah kena hukuman memungut sampah di sekolah, kini Aila harus kembali mendapat hukuman, karena telah membuat Stella pingsan. Kata Pak Maman, guru BK, hukuman itu agar Aila jera dan nggak ada terbesit pemikiran untuk mencelakai temannya lagi. Padahal Aila sama sekali nggak ada pemikiran semacam itu.

Selain hukuman, Aila juga harus menberikan surat permintaan maaf secara resmi untuk Stella dan harus diberikan kepada Stella. Dan Aila hanya mengangguk saat menanggapi ocehan Pak Maman pada saat itu.

Lalu saat ini, Aila sudah melangkah menuju gedung lantai empat, area kelas 12 IPS, posisi koridor. Dari gedung lantai tiga hingga empat, diberi pembatas berupa kaca mengelilingi gedung tepat dibagian tepi koridor. Dan hukuman Aila harus mengelap kaca koridor yang lebar dan juga tinggi itu.

Aila memelankan langkahnya saat melihat ada Zion juga di sana tengah mengelap kaca.

"Gue juga dihukum!" kata Aila saat mendapat tatapan heran dari Zion, karena Aila tiba-tiba ikut mengelap kaca di sebelahnya.

"Nggak nanya!" jawab Zion. Nadanya masih sama. Dingin dan cuek.

Aila mendengus kasar. Ucapan Zion lebih mengesalkan dibanding saat pertemuan pertama mereka di sekolah. Dua kali lipat lebih mengesalkan. Namun, rasa kesal Aila saat ini terselip perasaan khawatir, semacam takut cowok itu sudah nggak mau menganggapnya lagi. Padahal kemarin cowok itu mengatakan kepada Aila agar nggak perlu takut mengakui jika mereka dekat.

"Kenapa?" tanya Zion. Kepo tapi tetap terkesan jutek.

"Nggak sengaja bikin Stella pingsan," jawab Aila.

Apa yang Aila katakan berhasil membuat Zion menoleh, bahkan cowok itu kini sudah menaruh perhatiannya kepada Aila secara penuh. Mendengar nama Stella di sebut dan digandang sebagai pemicu hukuman yang Aila terima membuat Zion nggak terima.

"Kenapa bisa?" tanya Zion lagi. Mendengar masalah yang menimpa Aila membuatnya ingin terus bertanya.

"Main bola nggak sengaja kena kepalanya," jawab Aila lagi, semakin lesu.

"Ceroboh banget!" nada sarkas Zion kambuh lagi.

"Lo sendiri kenapa dihukum?" Aila balik bertanya, tanpa nada ramah. Dia ingin mengembalikan sikap cowok itu padanya.

Zion nyaris menjawab, tapi kedatangan Zaen secara tiba-tiba yang langsung menarik Aila pergi dari sana membuat mulut Zion kembali tertutup rapat, diganti matanya yang membuka lebar. Nggak terima sama sikap seenaknya Zaen, sampai-sampai Zion membanting lap yang dia pegang.

***

"Lo apain Stella?" tanya Zaen begitu membawa Aila menjauh dari tempat tadi.

"Tadi lagi main bola, terus nggak sengaja kena dia," jawab Aila. Dia menatap ekspresi datar Zaen, lalu menunduk menatap ujung sepatunya.

"Maaf," ucap Aila dengan lirih, seakan rasa semangatnya telah ditahan oleh rasa bersalahnya.

"Kenapa ke gue?" tanya Zaen. "Minta maaf sama Stella."

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang