Part 8

354 89 52
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Tatapannya bukan sekedar pandangan kosong. Ada sesuatu di baliknya. Bagiamana otaknya masih mengulang-ulang ingatannya semalam yang membuat hatinya seakan menjerit, tapi juga diselimuti kehangatan yang mungkin nggak akan dia rasakan lagi setelahnya. Sampai pada saat dia berpapasan dengan Zion di koridor, mata itu masih nggak memancarkan apa-apa.

Zion sendiri yang dilewati oleh Aila begitu saja mendadak menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang, memantau kepergian Aila yang beru saja berlalu tanpa meliriknya sedikit pun. Selain merasa nggak dianggap, Zion juga merasa ada yang aneh dengan ekspresi cewek itu. Seolah raganya ada tapi nggak dengan jiwanya.

"Sialan!" pekik Zion mengumpat saat kerah bajunya ditarik begitu saja oleh Zavian, di saat dirinya masih memikirkan tingkah Aila.

"Urus!" ucap Zavian begitu cueknya, lekas cowok itu pergi dari sana setelah meninggalkan Zion dengan seorang cewek yang berseragam beda.

Zion menatap cewek itu dengan kening yang berkerut tanda nggak suka. Matanya yang bengis semakin menggelap begitu melihat cewek itu membalas rasa nggak sukanya dengan cengiran lebar.

Sepertinya cewek yang berdiri di depan gerbang SMA Cortofory itu baru saja menganggu Zavian agar bisa menemui dirinya, sehingga Zavian menarik Zion sampai ke sana.

"Ngapain ke sini?" tanya Zion, sarat akan nada sarkasme. "Sekolahan lo migrasi ke sini?" lanjutnya bertanya lagi.

"Hehe," jawab cewek itu cengegesan.

"Haha hehe. Pergi lo!" usir Zion. Lantas cowok itu hendak berbalik, tapi buru-buru cewek itu tahan.

"Ih, Zion." Dia merengek seraya mencengkal lengan Zion.

"Shit! Jangan sentuh gue!" serunya penuh peringatan.

Cewek itu pun buru-buru melepas cengkalannya pada lengan Zion dengan mulut yang memberengut, sehingga dengan jelas memperlihatkan mulut semerah cerinya.

"Ih, aku ke sini mau kasih undangan. Besok aku mau ngerayain sweet seventeen di bistro temen aku. Kamu harus dateng buat jadi penerima potongan kue pertama dari aku," katanya seraya menyodorkan undangan yang langsung Zion ambil agar cewek itu segera pergi.

"Tenang aja, gue dateng besok bawa pacar!" ucap Zion yang sukses membuat cewek itu melotot nggak suka dan terkejut.

"Ih, kamu punya pacar? Ih, Zion," rengeknya dengan manja gelendotan di lengan Zion, membuat cowok itu bergidik ngeri seolah tengah digerayangi hama-hama pembawa virus berbahaya.

"Eee, temen gue anti curut!" Zikra mencomot kerah seragam cewek itu agar menjauh dari Zion. Kemudian, dia melangkah mendekati Zion dan berdiri di sebelahnya.

Sedangkan cewek itu menatap Zikra dengan pandangan nggak suka, karena telah mengganggunya, tapi Zikra nggak perduli, sebab yang paling penting Zion akan berterima kasih kepadanya. Jadi, reaksi cewek itu bukanlah masalah untuknya. Lalu Zikra menatap remeh cewek itu yang masih menatapnya dengan tajam.

"Lo ngerayain di mana sih? Awas aja gue sewa dengan harga mahal tuh bistro biar lo nggak bisa ngerayain ultah lo!" ancam Zikra.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang