Part 23

134 21 43
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Suruh ketua lo yang lawan gue dulu, buru!" sentak Zion dengan napas menggebu.

Cowok yang ditatap Zion hanya tersenyum miring. Sebagai anak buah yang sudah ditugaskan untuk mencari ribut, cowok itu nggak mau menuruti perintah dari Zion. Kalau dirinya dan teman-temannya yang lain bisa membasmi Zion, kenapa dia harus susah-susah memanggil ketuanya?

"Lo cuman anak sekolahan cupu. Nggak usah sok mau lawan ketua Revizo!" ucapnya memandang Zion remeh.

"Bacot!" seru Zion mengumpat.

Langsung saja Zion meninju wajah cowok di depannya, yang mengundang pergerakan dari teman gengnya untuk membalas pukulan Zion. Sementara Zikra makin panik saat melihat Zion dikroyok, sehingga tanpa ragu dia membantu Zion melawan mereka.

"Sok banget lo, masuk pondok lagi tahu rasa! Ga bisa leluasa liatin cewek!" Zavian yang berhasil menerobos perkelahian itu menarik Zikra dari sana, digantikan oleh Zaen yang sudah mulai melawan anak Revizo yang sebagiannya tengah melawan Zion.

"Jarang-jarang gue baku hantam kaya gini. Gila, beberapa menit yang lalu gue merasa keren!" jawab Zikra. Dia sudah menepi dan menjauh dari perkelahian itu bersama Zavian.

"Makan tuh keren! Muka lo ancur gitu," kata Zavian. Dia melihat warna biru keungu-unguan mulai muncul di beberapa titik area wajah Zikra.

"Justru itu! Kerennya di situ! Banyak nggak luka gue?"

Zavian menatap Zikra sinis, tak habis pikir dengan tingkah sahabat soknya itu. "Biasa aja!"

"Aduh, andai ada doi. Gue mau datengin terus minta diobatin. Muka gue pasti keliatan cool banget," ucap Zikra mulai berhalu.

"Cool, cool matamu! Kuli bangunan kali!" sambar Zavian menjawab.

Kemudian mereka menatap area yang sedikit jauh dari tempat mereka berdiri. Di sana Zaen dan Zion masih berusaha melawan anak Revizo—geng antah berantah yang tiba-tiba muncul ngajak ribut.

"Kita cuman ngeliatin nih?" tanya Zikra.

"Lo kalau mau lawan sono, lawan! Asal jangan nanges kalau muka lo ditandai mereka! Bisa-bisa lo dihadang mereka sewaktu-waktu, apa lagi lo bukan anak geng, sapa yang mau bantuin lo?" jawab Zavian nyerocos.

"Ya elo lah!" kata Zikra.

"Dih! Ogah, mereka kalau nyerang nggak main-main, bisa-bisa gue mati ntar, kasian Mami nggak punya anak ganteng lagi," balas Zavian merespon.

Di lain tempat, Zaen sudah bercucuran keringat. Di saat dia masih meraba sudut bibirnya yang berdarah, sebuah kepalan tangan hampir saja mengenai wajahnya lagi. Namun, gerakan reflek Zaen mampu menangkap kepalan tangan itu lalu dia putar sehingga tangan cowok yang hampir memukulnya terpelintir. Setelah cowok itu meronta ingin dilepaskan, Zaen pun melepaskannya, dan langsung menendang tubuh itu hingga ambruk ke jalanan aspal.

Karena lawannya sudah limbung, Zaen menatap area sekelilingnya. Di sana, Zion juga sudah membuat lawannya limbung. Namun, tampak ada yang belum menyerah, masih ada yang sanggup bangkit dan menyerang Zion, tapi langsung Zion tendang dengan sisa-sisa tenangnya.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang