Part 3

862 238 131
                                        

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sebal banget, Aila baru dua hari menjadi murid baru, tapi dia sudah menjadi bahan tatapan murid-murid perempuan di sana. Alasannya jelas karena kemarin dia didatangi oleh Zion. Ya ampun, alay sekali, pikir Aila.

"Mereka kira lagi hidup di sinetron."

Aila sampai geleng-geleng kepala. Maksudnya, dia heran banget, kok bisa efek Zion sampai segitunya, sampai bikin Aila kena tatap-tatap sinis dari cewek-cewek asing yang ketara sekali noraknya. Padahal di sekolah lamanya, boro-boro ada yang mengenal Aila. Kalaupun ada, mereka hanya sebatas mengenal Aila sebagai 'teman Sheva'. Sheva lebih populer dan sering jadi topik gosip, karena sering terlihat gonta-ganti cowok. Dan kalaupun ada yang sadar soal Aila, mereka pasti bilang, "Oh yang musuhan sama Stella, ya?"

Kembali ke efek dahsyat Zion, yang bak supernova bikin cewek-cewek geger karena kelihatan tertarik sama murid baru—membuat Aila melamun sepanjang langkahnya di koridor menuju kelas.

"Kok gue masih belum dapet chat dari lo sih?"

Hingga satu suara yang Aila kenal sebagai milik Zion menyadarkannya. Dan Aila mengerutkan dahi, keki sendiri karena hafal benar suara cowok bule itu, yang omong-omong nggak epik untuk ukuran baru kenal.

"Kaya orang naksir berat aja bisa langsung hafal," pikir Aila. Makanya, Aila menciptakan ekspresi sebal begitu menoleh ke arah Zion.

Dengan wajah sombong, Aila bertanya, "Sori, kita kenal?"

Aila bertanya sambil melirik rambut pirang Zion, yang langsung dia duga sebagai warna rambut asli cowok itu. Karena dia yakin nggak mungkin Zion berani mewarnai rambutnya di sekolah.

Sedangkan jenis ekspresi pongah Aila dibalas senyum miring oleh Zion. Namun, jauh di dalam hatinya, yang nggak bersedia dia akui, bahwa egonya tersentil mengetahui sikap Aila yang berbeda dari cewek lain. Bahwa cewek itu kelihatan nggak suka. Ternyata semesta nggak seadil itu kepada Zion, meski dia masuk ke dalam jajaran cowok ganteng sekonsonan langit sekalipun.

Walau sudah berusaha bersikap tenang, tapi melihat kebencian di wajah Aila bikin Zion nggak tahan untuk nggak merasa terganggu. Dia mulai nggak terima karena nomornya telah disia-siakan oleh Aila. Padahal mendapatkan nomornya itu termasuk ke dalam 7 misi paling sulit di dunia (menurut Zion doang). Apa lagi Aila mendapatkannya secara eksklusif dari orangnya langsung!

"Nggak sih," jawab Zion. Kemudian dia mengimbuhi, "Makanya lo pengen kenalan, kan?"

Pertanyaan itu membuat Aila berdeham. Cewek itu sempat menutup mulutnya sekilas, seolah sedang berusaha menguasai diri, sebab rasa malunya kembali lagi gara-gara Zion menyinggung ocehannya di rental komik soal kenalan-kenalan itu.

Namun, di lain sisi, karakter centil dan noraknya mulai kambuh saat tahu dirinya ditagih perkenalan oleh cowok ganteng kaya Zion, apa lagi prospek cowok itu di sekolah, yang setiap perilakunya bisa bikin cewek-cewek geger sampai kejang-kejang. Hal itu bikin Aila sulit untuk nggak merasa bangga. Makanya, dia mulai senyum-senyum nggak jelas.

Sedangkan Zion mulai meragukan kewarasan Aila, melihat cewek itu mesem-mesem kaya lagi digodain saja. Sebelah alis Zion pun meninggi, benar-benar meminta penjelasan atas sikap nggak waras cewek di depannya. Namun, Zion sabar menunggu hingga Aila siap bersuara lagi.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang