Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Lebih mempercayai voting melalui kacang sukro dari pada shalat istikharah, Aila merasa hasilnya nggak valid. Walau begitu, dia harus meneguhkan hatinya untuk tetap menjalani niatnya berdasakan keputusan yang diambil oleh kacang sukro semalam. Yaitu, melupakan Zaen.
Ini hanya persoalan move on, yang sudah sering dia lakukan pada mantan-mantan gebetannya dulu, bahkan mantan gebetannya yang direbut Stella (alasan mereka musuhan, omong-omong).
Namun, dalam hati, Aila merasa nggak ikhlas melepaskan Zaen begitu saja, walau cowok itu masih berwujud halu di hatinya. Dan Aila juga meminta maaf dalam hati kepada Zaen, karena telah merencanakan niat untuk move on, walau Zaen pasri bodo amat.
Aila nggak mau sebenarnya, tapi kacang sukro telah menentukannya dan itu nggak bisa diganggu gugat. Jadi, Aila nggak bisa melakukan apa-apa selain menjalankan petunjuk yang sudah Tuhan beri melalui kacang sukro semalam.
"Gampang loh Ai, lo tinggal stop curi-curi pandang sama Zaen di kelas. Terus kalau papasan di mana pun itu, lo puter balik. Udah gitu doang! Pertemuannya itu loh, cuman segitu tapi kenapa lo bisa cinta sih, hah?!" Aila menggeram kesal dengan dirinya sendiri.
Tetapi, sepertinya rencana move on-nya nggak akan berjalan mulus jika dia dikelompokkan bersama Zaen di tugas sejarah!
Kini Aila sedang duduk dengan kaku di depan cowok itu. Duh! Kalau gini rencana move on-nya diundur dulu!
"Ayo Devon mikir jangan numpang nama doang," kata Milly.
"Ya ini gue lagi mikir. Lo kira otak gue bisa ngomong pas lagi mikir?" Devon sewot.
Sejak tadi kelompok mereka hanya diisi oleh suara Milly dan Devon saja. Sedangkan Aila yang kicep karena satu kelompok dengan Zaen nggak mengeluarkan suara sepatah pun. Saat dia mengerjakan tugasnya saja, langsung menulisnya tanpa berkata-kata. Sementara Zaen, cowok itu memang nggak pernah banyak bicara.
"Tugasnya silakan dilanjutkan di rumah karena jam pelajaran sudah habis, dan Minggu depan kalian harus sudah selesai dan dikumpulkan!" peringat Pak Jawad yang dibalas ekspresi lega oleh seluruh murid di sana, karena dengan begitu, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas mereka.
Sama halnya dengan Aila. Dia baru bisa bernapas bebas setelah kembali ke kursinya. Sejak tadi napasnya seolah tercekat. Satu kelompok bersama Zaen membuatnya nggak bisa fokus, terlau banyak memikirkan sesuatu yang berhubungan dengan cowok itu. Terlebih memikirkan rencana move on-nya yang diundur!
"Ai, kantin yok!" ajak Milly menghampiri Aila.
"Ayo!" Aila pun bangkit dari sana.
Namun, karena kursinya nggak jauh dari kursi Zaen dan kebetulan cowok itu juga hendak melangkah di lorong antar baris, yang menjadi jalan Aila juga, tabrakan di antara keduanya pun nggak terelakkan.
"Eh, sorry!" seru Aila buru-buru minta maaf, karena merasa sudah menghalangi langkah Zaen sehingga cowok itu menabraknya. Tapi Zaen hanya mengangguk sekilas lalu berlalu begitu saja.
"Awalnya gue kira lo tuh MC, tapi setiap liat lo dicuekin Zaen bikin gue mikir dua kali!" celetuk Milly, diakhiri cekikikan.
Mau marah, tapi Aila pun sependapat dengan Milly, sehingga dia hanya menanggapi celetukan Milly dengan wajah lesunya. Hingga ketika mereka tiba di ambang pintu, kemunculan seseorang secara tiba-tiba menghentikan langkah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girlfriend [END]
Teen Fiction[NEW VERSION] [BACA= FOLLOW] By: Khrins ❗MAAF BELUM DIREVISI❗ __________________________________________ Dalam benak Aila saat menjadi murid baru di SMA Cortofory adalah bertemu dengan iblis pengacau sekolah, atau menjadi korban buly. Namun, ternya...