Part 32

95 11 10
                                    

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Maksud lo apa mau bahas Sheva?"

"Santai dong, Cantik. Mending duduk dulu, lah! Sini gue traktir cheese cake!"

"Nggak usah basa-basi deh!"

Meski baru sampai, Aila langsung menyerukan pertanyaan tentang apa yang Bintang sampaikan tadi lewat pesan. Apa lagi cowok itu membawa nama Sheva, Aila nggak bisa jika nggak langsung bergerak apa bila menyangkut sahabatnya itu.

"Ngegas banget—"

"Bisa langsung aja nggak?" sela Aila memotong ucapan Bintang.

Meski kesal, Bintang nggak melunturkan senyumnya. Memancing Aila ternyata semudah itu.

"Oke, tapi Zaen—"

"Nggak ada hubungannya sama Zaen. Zaen nggak perduli soal Sheva dan gue. Kami udah putus. Jadi gue nggak ada sangkut pautnya lagi sama Zaen. Paham?" Aila kembali menyela ucapan Bintang.

Bintang sendiri merasa takjub mendengarnya. Aila tiba-tiba saja mengungkapkan hal itu kepadanya tanpa diminta.

"Ooh, gitu ya? Terus gue bisa make siapa dong buat mancing Zaen? Dia deket sama cewek lagi nggak?" tanya Bintang. Intonasinya menyebalkan, pun dengan ekspresi cowok itu yang membuat Aila ingin sekali menampol wajahnya.

"Apa lagi deket sama Stella? Gue denger mereka ketemu lagi, ya? Lo gimana? Kalau Zaen suka sama Stella, lo nggak papa?" tanya Bintang lagi.

Apaan pula pertanyaan Bintang ini? Membuat Aila bingung dan malas menjawab. Itu tidaklah penting untuk Aila jawab di saat lawan bicaranya adalah Bintang. Aila nggak mau membicarakan hal itu kepada Bintang. Takut akan berujung kesalahan.

"Kenapa? Lo mau nyulik Stella buat mancing Zaen?" tanya Aila menantang.

"Wah, lo bisa nebak isi pikiran gue, ya. Gimana kalau gue beneran pakai cara itu? Bisa bantu lo juga loh," kata Bintang menjawab.

Melihat raut wajah bingung dalam diri Aila, Bintang pun menjelaskan maksudnya dengan tubuh yang sengaja dia majukan agar lebih dekat dengan Aila. Niatnya supaya obrolan terdengar lebih intens sekaligus jelas. Sedangkan cewek itu perlahan-lahan memundurkan tubuhnya karena risi.

"Kalau gue mancing Zaen pakai Stella, lo bakal tahu perasaan Zaen masih buat lo, atau udah jadi milik Stella. Kalau Zaen jemput Stella kaya dia jemput lo—"

"Zaen itu baik. Mau dia suka apa enggak, kalau dia pemicunya pasti bakal nolong!"

Apa yang coba Bintang pancing sejak tadi membuat Aila mulai kesal. Cewek itu juga merasakan napasnya menderu, akibat menahan luapan emosinya. Dan Aila merasa, Bintang seolah mengira Aila masih sangat mencintai Zaen. Walau iya, tapi pemikiran itu yang muncul dari Bintang membuat Aila nggak terima.

Semenjak Bintang sedang menahan kesabaran, karena ucapannya lagi-lagi dipotong oleh Aila.

"Oh, ya?" tanya Bintang sok ingin diyakinkan.

"Lo masih suka sama Stella? Tolong, jangan sakitin Sheva! Dia baik, nggak seharusnya lo sakitin!" kata Aila.

"Tenang aja! Sheva juga cantik tuh, masak gue sia-siain. Nanti kalau gue udah puas baru gue tinggalin," jawab Bintang sukses membuat Aila naik pitam.

"Lo jangan coba-coba nyakitin Sheva! Atau lo bakal nerima akibatnya!" peringat Aila begitu lugas dan tandas.

Bintang tersenyum miring, merasa tertantang dengan ancaman Aila. Namun, dia nggak takut sama sekali. Digertak oleh cewek semungil Aila justru malah membuat Bintang tergelak.

Fake Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang