3

468 70 27
                                    

💜💜💜💜

Sojung dan Seokjin menjalin hubungan saat menginjak tahun kedua di SMA, namun beberapa bulan kemudian mereka terlihat berjarak. Awalnya teman-teman mereka berpikir bahwa Sojung dan Seokjin hanya bertengkar biasa, namun nyatanya lebih parah.

Mereka saling menyindir dan membenci. Tidak ada satupun yang tahu, namun kebencian mereka seolah tak dapat termaafkan.

"Mulut manismu memang bagus. Sangat berbakat," sindir Sojung saat ia melewati Seokjin yang sedang dikerumuni banyak wanita.

"Cih... hati-hati dengan tampang polosnya. Pria mana saja akan ia dekati," sindir Seokjin saat melihat Sojung dibantu oleh teman sekelas prianya saat membawa peralatan olahraga.

Saking kesalnya, Sojung pernah melempar wajah Seokjin dengan bola yang ia pegang.

Teman-temannya sudah menyerah untuk menemukan titik permasalahannya. Setidaknya, mereka berhenti mengeluarkan kata-kata pedas dan tatapan tajam. Untungnya Seokjin dan Sojung berada di kelas yang berbeda, jadi setidaknya mereka hanya bertengkar saat bertemu saja.

****

Sojung baru saja turun dari bus. Ia harus berjalan kaki beberapa meter lagi untuk sampai ke sekolahnya.

Tiiin!! Tiinn!!

Sojung terlonjak kaget saat mendengar suara klakson motor yang dibunyikan dengan panjang dan sengaja untuk dirinya.

Sojung menatap kesal si pengendara motor yang tak lain adalah Seokjin.

"Apa sudah tidak ada laki-laki yang mau memboncengmu, lagi? Sepertinya kau harus berlatih lagi, agar banyak pria yang kembali mendekatimu," ucap Seokjin yang memperlambat laju motornya, mengikuti gerak langkah kaki Sojung.

"Kau pikir aku perempuan seperti apa, ha?!"

"Mana aku tahu. Kau perempuan seperti apa? Sangat mudah dekat dengan laki-laki lain," cibir Seokjin dengan tertawa sinis.

Sojung menghentikan langkahnya. Tangannya terkepal kuat, hendak menampar wajah kurang ajar Seokjin, sayangnya pria itu menggunakan helm. Sojung segera melepas sepatunya, lalu melemparkannya tepat mengenai punggung Seokjin.

"Dasar Seokjin brengsek!!" teriak Sojung dengan keras, membuat beberapa siswa yang berjalan kaki menatap ke arahnya.

"Dasar perempuan aneh," ejek Seokjin, lalu ia segera melajukan motornya saat melihat Sojung hendak melepaskan kembali sebelah sepatunya.

"Seokjin brengsek. Sialan. Aku membencimu," teriak Sojung kesal, saat motor Seokjin dengan sengaja melindas sepatunya yang sebelumnya ia lempar.

"Aku benar-benar membencimu," lirih Sojung sambil memasang kembali sepatunya. Air matanya menetes saat ia menunduk, saat memasang sepatunya.

Sojung kembali melangkah menuju kelasnya. Paginya menjadi berantakan karena harus bertemu Seokjin.

Sesampainya di sekolah, Sojung mendapati motor Seokjin sudah terparkir di depan.

"Kau salah jika berani berurusan denganku," Sojung segera berjongkok di dekat motor Seokjin. Setelah beberapa menit, ia kembali berdiri sambil menepuk-nepuk tangannya seperti membersihkan kotoran.

.

.

Beberapa bulan lagi ujian akhir akan tiba. Siswa tingkat akhir menyibukkan diri dengan belajar, begitu pun dengan Sojung. Saat sampai sekolah, ia memilih menuju perpustakaan.

Sojung mengeluarkan bukunya, lalu mengerjakan soal-soal latihan.

"Waah Kim Sojung, kau terlihat seperti siswa tingkat akhir sungguhan."

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang