"Yeeeyy! Paman Jin! Ayo kejar Wonny!" seru Wonyoung riang, saat mereka tiba di pantai.
Seokjin mengajak Sojung dan juga Wonyoung jalan-jalan ke pantai. Seokjin sudah janji pada Wonyoung, untuk mengajaknya ke tempat-tempat hiburan yang menyenangkan. Sojung juga tak keberatan. Ia sadar, bahwa Wonyoung butuh liburan. Sojung akan menambah waktu selama tiga hari, untuk mengajak Wonyoung jalan-jalan.
Hal itu, tentu saja membuat Seokjin senang. Ia bisa lebih lama bersama Sojung. Bahkan, Seokjin juga akan ikut Sojung pulang ke Jeju, dengan dalih pekerjaan.
Sojung tersenyum, melihat Wonyoung dan Seokjin saling kejar. Ada rasa hangat di hatinya melihat hal itu. Sojung dapat melihat, betapa bahagianya Wonyoung. Gadis kecilnya dengan riang memeluk leher Seokjin dari belakang, saat pria itu menggendong Wonyoung sambil berlari. Dulu, Sojung sangat memimpikan hal bahagia seperti itu, saat bersama Jonghyun, ayah kandung Wonyoung. Namun nyatanya, pria brengsek itu hanya memanfaatkan kesuksesan Sojung, mengambil alih usahanya dengan cara yang sangat mulus, membuat Sojung tak mampu mengambilnya.
"Memikirkan apa?"
Sojung mendapati Seokjin sudah berdiri di sampingnya. Ia mencari keberadaan Wonyoung, karena tak bersama Seokjin. Seokjin yang mengerti, menunjuk ke sebuah kursi di lengkapi dengan payung besar sebagai pelindung panas, di sana sudah ada Wonyoung yang sedang menikmati satu buah kelapa muda.
Sojung tersenyum, melambaikan tangannya saat Wonyoung melambaikan tangan.
"Ayo kesana," ajak Seokjin, lalu mengulurkan tangannya, berharap Sojung menerimanya.
Sojung menatap sebentar ke arah tangan Seokjin, lalu menatap mata pria itu yang sedang menatapnya juga. Sojung dapat melihat, bagaimana perasaan Seokjin, dengan melihat tatapan pria itu. Sojung menarik nafas perlahan, lalu menghembuskannya. Ia tersenyum, lalu meletakkan tangannya diatas telapak tangan Seokjin.
Tak ada kata yang terucap, namun Seokjin bisa merasakannya, jika Sojung mencoba untuk menerimanya.
"Ayo...," Seokjin menggenggam erat tangan Sojung, lalu menariknya untuk berjalan bersama menuju Wonyoung.
Sojung mengangguk. Mengikuti langkah Seokjin, sambil memperhatikan tangan mereka yang bertaut. Sojung harap, langkahnya kali ini tidak salah.
"Mamaaa!" seru Wonyoung riang, saat Sojung mendudukkan tubuhnya berhadapan dengan Wonyoung.
"Enak?"
Wonyoung mengangguk, lalu menyodorkan buah kelapa muda ke arah Sojung.
"Enak! Paman Jin yang belikan," sahut Wonyoung.
"Bilang apa sama paman Jin?"
"Terima kasih, Paman Jin!" seru Wonyoung, sambil tersenyum lebar, menampakkan giginyabyang rapi.
"Sama-sama, Wonny sayang," sahut Seokjin, mengusap lembut rambut Wonyoung.
"Terima kasih, Jin," kini Sojung mengucapkan terima kasih. Ia sangat berterima kasih pada Seokjin, karena pria itu banyak menolongnya. Bahkan kini, pria itu terlihat seperti sosok ayah idaman, bagi Wonyoung.
"Bukan masalah. Aku senang melakukannya, terlebih lagi untukmu," ucap Seokjin. Ia harap Sojung mau menerima kehadirannya.
Seokjin mengulurkan telapak tangannya. Menunggu Sojung menerima uluran tangannya.
"Ayo kesana," ajak Seokjin, menunjuk ke arah Wonyoung.
Sojung menarik nafasnya, lalu menghembuskannya perlahan, sambil mengangguk. Ia meletakkan tangannya, diatas tangan Seokjin.
Seokjin menggenggam erat tangan Sojung. Ia tahu, saat ini Sojung sudah memberinya kesempatan. Ia tak akan menyia-nyiakan itu. Ia hanya perlu meyakinkan Sojung, bahwa ia akan bisa membahagiakan Sojung dan juga Wonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.