💜💜💜💜
Seokjin terlalu terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. Saking tidak fokusnya, Seokjin bahkan tidak mendengar saat Sojung memanggilnya beberapa kali.
"Kau melamun?" tanya Sojung. Masalahnya Sojung bingung dengan reaksi Seokjin yang terlihat terlalu shock, bahkan pria itu hanya diam terlalu lama sambil melihat Sojung menggendong putri kecilnya, yang berumur tiga tahun.
"Ah, maafkan aku. Dia... putrimu?" Seokjin berharap jawabannya berbeda dengan apa yang ia pikirkan, walau pun faktanya sudah jelas terlihat.
"Ya, dia putriku," sahut Sojung tenang.
Hati Seokjin terasa hancur. Benar apa kata Namjoon, bahwa bisa saja Sojung sudah memiliki kehidupannya sendiri tanpa mengingat masa lalu.
Seokjin berdeham, lalu mencoba tersenyum, "Hai, siapa namamu?" Seokjin menggenggam tangan gadis kecil itu.
"Kim Wonyoung," sahutnya dengan wajah imut, yang akan membuat siapa pun merasa gemas.
"Aku, Kim Seokjin. Teman mamamu," ucap Seokjin, lalu mencubit pelan pipi chubby Wonyoung.
"Wonny teman tante Umji," sahut Wonyoung sambil menunjuk seorang gadis yang datang bersamanya tadi.
Seokjin terkekeh mendengar ucapan Wonyoung yang lucu. Gadis kecil itu berbicara mengikuti Seokjin, karena kosa katanya masih belum banyak.
"Wonny main dengan tante Umji dulu, ya?" Sojung menurunkan Wonyoung dari gendongannya, setelahnya putri kecilnya langsung berlari ke arah Umji.
"Berapa umurnya?" Seokjin memperhatikan Wonyoung yang berlari menghampiri Umji, yang sedang merapikan pakaian yang ada di rak.
"Tiga tahun," Sojung tersenyum melihat Wonyoung yang berlari dengan Umji, bermain kejar-kejaran.
"Aku tidak menyangka, kau sudah menikah," Seokjin menatap Sojung dengan sendu. Ia tak bisa membohongi perasaannya. Walau pun sudah bertahun-tahun, perasaannya untuk Sojung masih tetap sama. Sekarang, dia benar-benar harus menyerah dengan kenyataan.
"Hmmm," Sojung mengangguk menanggapi ucapan Seokjin. "Kau sendiri, sudah menikah?"
"Belum," Seokjin menggelengkan kepalanya. "Aku belum menemukan yang cocok."
"Kau bisa gunakan rayuan mautmu," Sojung mencoba bercanda. "Ah, aku sampai lupa menawarimu minum. Ayo, duduk," Sojung mengajak Seokjin menuju sofa.
Seokjin hanya diam, mengikuti langkah Sojung yang menuntunnya menuju sofa.
"Umji, bisa tolong buatkan dua cangkir teh?" pinta Sojung, pada Umji yang asik bercanda bersama Wonyoung.
"Oke, eonni," sahut Umji.
Seokjin tetap diam. Ia memperhatikan Sojung yang memang telah banyak berubah. Di hadapannya kini, Sojung terlihat seperti wanita dewasa yang kuat, namun ada hal yang tak berubah, yaitu sesuatu yang di pendam. Sojung terlihat seperti memendam sesuatu, sama saat wanita itu membencinya tanpa memberikan alasan yang jelas.
"Kau jadi pesan kemeja, dasi dan juga jas?" tanya Sojung, mengingatkan apa yang Seokjin katakan saat masuk ke butiknya.
"Ya. Apa ada yang cocok untukku?" Seokjin menatap Sojung dalam. Ia merasa sedih melihat sikap Sojung yang menganggapnya hanya seperti orang yang sebatas saling kenal. Padahal Seokjin berharap ada perubahan sikap, saat Sojung menerima alasannya tentang masa lalu.
"Sepertinya ada," sahut Sojung, setelah menelisik wajah dan juga postur tubuh Seokjin. "Tunggu sebentar, akan aku ambilkan."
Seokjin mengangguk. Ia memperhatikan Sojung yang mencarikan pakaian untuknya. Rasanya masih sulit baginya menerima kenyataan, bahwa ia harus segera melupakan perasaannya untuk Sojung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.