💜💜💜💜
Sojung mengusap wajahnya. Matanya sulit terpejam malam ini. Bayangan Seokjin kembali melintasi pikirannya. Sojung sangat benci keadaan ini. Kenapa ia harus bertemu Seokjin? Lalu mengapa Seokjin harus mengungkapkan perasaannya, padahal jelas dia sudah memiliki anak.
Sojung melirik ke samping tempat tidurnya. Dilihatnya putri kecilnya tertidur dengan pulas, sambil memeluk boneka kelinci berukuran besar. Sojung hanya ingin ia bahagia bersama Wonyoung. Baginya itu sudah cukup.
Sojung mengecup pelan kening Wonyoung. Malaikat kecil itulah yang membuat Sojung mampu bertahan. Ketika ia begitu hancur saat mengetahui suaminya berselingkuh, Sojung benar-benar rapuh. Ia berpikir semua laki-laki selalu saja mempermainkan hidupnya. Walau pun kini ia tahu bahwa Seokjin tidak salah, Sojung sudah tidak ingin lagi berurusan soal perasaan. Ia hanya perlu bahagia bersama Wonyoung.
Sojung melirik jam dindingnya, sudah menunjukkan pukul 12 malam, namun matanya masih enggan terpejam. Sojung bangkit dari tempat tidurnya, berjalan menuju dapur. Menyeduh segelas susu cokelat mungkin bisa membuat pikirannya sedikit relax.
Sambil mengaduk susu yang masih terasa panas, ingatan Sojung kembali saat ia memergoki suaminya sedang berpelukan dengan wanita lain. Hal serupa ia ingat saat melihat Seokjin dicium oleh Sooyoung. Walau pun akhirnya Sojung tahu semua itu sengaja ulah Sooyoung, tetap saja Sojung merasa hidupnya tidak beruntung. Sangat sulit baginya untuk percaya pada pria lagi. Bagi Sojung, mereka semua hanya bermodalkan mulut manis, namun akhirnya pergi setelah mendapatkan apa yang mereka mau.
"Brengsek!" umpat Sojung pelan. Ia merasa kesal, karena harus mengingat kembali tentang mantan suaminya.
Detik berikutnya, wajah Sojung berubah sendu. Rasa sedih muncul di wajahnya.
"Kenapa kau harus muncul lagi. Aku tidak ingin terlibat dengan pria lagi. Seokjin bodoh, hiks..." Sojung menangis. Lagi-lagi, ungkapan perasaan Seokjin tadi siang melintas dipikirannya. Bagaimana bisa pria itu masih mencintainya? Rasanya Sojung menyesal sudah bertindak gegabah.
Sojung harus kembali melepaskan. Ia tak bisa egois untuk kali ini. Kehidupannya saat ini sudah jelas sangat berbeda dari Seokjin. Kalau pun Seokjin sebelumnya mencintai Sojung, sudah pasti perasaannya akan berubah saat pria itu tahu Sojung sudah memiliki anak. Yang harus ia lakukan adalah melangkah ke depan. Ia harus menjadi wanita yang kuat untuk Wonyoung.
****
Sojung sudah menyiapkan jas yang akan Seokjin ambil nanti. Ia sudah mempersiapkan diri agar bisa bersikap santai di depan Seokjin, sama seperti yang ia lakukan tempo hari. Sebisa mungkin Sojung harus terlihat kuat, walau pun ia sendiri ingin menangis, bahkan melepas rindu pada pria itu.
Sudah menjelang sore, Seokjin tak juga datang. Pria itu juga tidak menghubungi Sojung. Sojung pikir, Seokjin akan menghubunginya, setelah ia mengatakan bahwa ia akan menyimpan nomor ponsel Sojung. Sepertinya Sojung malah berharap, padahal ia sendiri tidak menginginkan Seokjin muncul lagi.
Baru saja Sojung berpikir bahwa Seokjin tidak akan datang, tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang melihat pria itu membuka pintu butiknya. Sojung tak mengerti kenapa ia segugup ini saat melihat Seokjin.
"Hai," sapa Seokjin ketika menghampiri Sojung.
"Hai," balas Sojung dengan senyum simpulnya.
"Mana Wonyoung?" tanya Seokjin, sambil melirik sekeliling ruangan.
"Dia sedang mandi. Kenapa mencarinya?"
"Tadi aku selepas membeli oleh-oleh, dan melihat boneka ini, aku ingin memberi kenang-kenangan pada Wonyoung," ucap Seokjin, sambil menunjukkan sebuah boneka alpaca putih di dalam tote bag.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.