💜💜💜💜
Sojung kini merutuki tindakan bodohnya yang tak berpikir panjang. Entah apa yang membuatnya menjadi berada di Seoul, bahkan di depan apartemen Seokjin.
Sojung menggigit bibirnya cemas. Ia tengah berpikir, apa yang sebaiknya ia lakukan. Mengetuk pintu, atau segera pulang, sebelum hal yang tidak ia inginkan, akan terjadi. Sojung ingin berbalik, tapi ia sudah sejauh ini. Bahkan ia dengan yakin mendatangi Seokjin ke Seoul. Sojung menganggukkan kepalanya, setelah memutuskan apa yang harus ia lakukan.
Baru saja otaknya memerintahkan kakinya untuk berbalik, pintu apartemen Seokjin terbuka, membuat Sojung mundur beberapa langkah. Tidak hanya Sojung yang terkejut, Seokjin tentu saja terkejut. Tak pernah terpikirkan sebelumnya, Sojung akan berdiri di depannya saat ini.
"Kau, Sojung?" Seokjin membolakan matanya. Sangat sulit dipercaya, bahwa di depannya saat ini adalah Sojung.
Sojung hanya diam mematung. Sulit baginya untuk bereaksi. Ia sudah tertangkap basah. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Tanpa mengatakan apa pun, Seokjin masuk kembali, dan menutup pintu, meninggalkan Sojung yang kini terlihat bingung. Sojung mengerjap beberapa kali, mencoba sadar dengan kondisinya saat ini. Mengapa Seokjin masuk kembali?
Belum sempat Sojung menerka, pintu sudah kembali terbuka, dan menampakkan wajah Seokjin yang masih terlihat tak percaya.
"Sojung? Ini sungguh dirimu?"
Seokjin masuk ke dalam tadi hanya mencoba memastikan bahwa di depannya benar Sojung, bukan halusinasinya.
"Bagaimana kau bisa ada di sini?" Seokjin meletakkan tangannya di bahu Sojung, dan ia terperangah karena didepannya memang Sojung.
Plak!
"Akh!" Seokjin meringis, lalu mengusap pipinya yang terasa panas akibat tamparan Sojung.
"Kau pikir aku hantu?" Sojung berkacak pinggang, karena kesal bahwa Seokjin masih tak percaya ia ada di depannya.
"Tidak... tidak... aku percaya bahwa kau, Kim Sojung. Ada apa kau disini? Ah, sebaiknya kau masuk dulu," Seokjin melebarkan pintu, agar Sojung bisa masuk.
"Aku... aku tidak ada urusan apa-apa. Sebaiknya aku pergi," Sojung tergagap, dan hendak segera pergi, Seokjin segera menahan wanita itu.
"Ada yang ingin kau katakan? Sejak kapan kau di sini?" Seokjin menatap dalam mata Sojung.
"Kau akan pergi?" Sojung balas menatap Seokjin.
"Masuklah dulu. Kita bicara di dalam," Seokjin menggenggam tangan Sojung, untuk membawanya masuk.
Dengan cepat Sojung menarik tangannya.
"Kau akan pergi ke Australia?" Sojung menatap Seokjin dengan mata berkaca.
"Kau? Kau tahu dari mana?" Seokjin terkejut, karena Sojung tahu bahwa ia akan ke luar negeri.
"Jadi, benar?"
"Ya."
"Dasar pengecut! Mengapa kau jadi pria yang begitu lemah?"
Seokjin mengernyitkan keningnya. Ia tak mengerti maksud ucapan Sojung yang mengumpat padanya, hanya karena ia akan ke luar negeri.
"Pengecut? Apa maksudmu?"
"Kalau bukan pengecut, lalu apa namanya? Memilih pergi begitu saja, tanpa berusaha." Sojung sedikit terpancing emosinya, karena Seokjin terlihat tidak merasa seperti yang Sojung katakan.
"Sebaiknya kita bicara di dalam," Seokjin membujuk Sojung agar mau masuk. Pembicaraan mereka sepertinya tidak akan sebentar, dan rasanya tidak enak jika mereka berbicara sambil berdiri di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.