💜💜💜💜
Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam menggunakan kereta, Seokjin akhirnya tiba di Ilsan. Ini pertama kalinya Seokjin menginjakkan kakinya di Ilsan. Hal pertama yang harus Seokjin lakukan adalah mengisi perutnya. Sambil makan, Seokjin membuka Internet untuk mencari hotel atau penginapan untuknya istirahat.
Seokjin pikir, Ilsan adalah desa kecil yang yang tidak terlalu ramai penduduknya, ternyata Ilsan terlihat cukup padat. Di sini juga terdapat bangunan-bangunan tinggi seperti di Seoul. Banyak tempat-tempat yang bisa dikunjungi dengan latar yang indah.
Seokjin memilih menyewa apartemen untuk satu minggu. Ia rasa, satu minggu cukup untuknya menjelajahi seluruh Ilsan untuk mencari Sojung. Setelah mandi, Seokjin membaringkan tubuhnya ke kasur. Membuka ponselnya untuk mencari tahu dimana saja ada toko buku.
"Aargghh!" baru beberapa menit saja, Seokjin sudah frustrasi. Terlalu banyak toko buku, dan ia bingung harus memulai dari mana. Haruskah ia mulai mencari di toko buku yang ada di pusat perbelanjaan? Atau menyusuri setiap toko yang ada di pinggir jalan?
Seokjin mencoba menghubungi kembali nomor ponsel Sojung, namun tetap saja ponsel Sojung tidak aktif. Seokjin juga mencoba mencari akun sosial media instagram milik Sojung, namun akun itu tidak pernah ada pembaruan. Terakhir postingan Sojung saat SMA dulu. Gadis itu termasuk jarang menggunakan sosial media.
Setelah cukup istirahat, Seokjin memutuskan untuk mencari toko buku di sekitar tempatnya menginap. Meski ragu, Seokjin melangkahkan kakinya masuk ke toko buku yang lumayan kecil. Seokjin mengelilingi setiap rak yang hanya dipenuhi buku bergambar, dan komik. "Sepertinya ini khusus anak-anak," gumam Seokjin.
Akhirnya Seokjin memilih keluar. Lagi pula tidak ada Sojung di sana, karena yang menjaga hanya satu orang. Seokjin kembali memasuki toko buku yang sedikit lebih besar. Berjalan di sekitar rak buku, bahkan pura-pura bertanya, agar bisa melihat siapa saja yang bekerja di sana.
"Ada yang bisa dibantu?"
Seokjin menolehkan kepalanya, mendapati seorang gadis dengan pakaian yang sama dengan pekerja lainnya.
"Ah, aku lihat-lihat buku ini, boleh kan? Sebenarnya aku hanya membeli ini," Seokjin mengangkat satu kotak crayon.
"Oh, silahkan. Anda bisa bertanya jika tidak menemukan yang anda cari."
"Baiklah, terima kasih," sahut Seokjin, sambil menunduk sopan.
Setelah merasa tidak ada Sojung di sana, Seokjin memutuskan untuk keluar, dan membayar crayon yang ia beli.
"Tak kusangka, sesulit ini," monolog Seokjin sambil melihat kasurnya penuh dengan barang-barang yang ia beli di toko buku. Mulai dari crayon, sekotak pensil, komik, serta buku biografi yang sebenarnya dia sendiri tak akan membacanya. Sudah banyak toko buku yang Seokjin kunjungi, namun masih tidak ada orang yang ia cari. Besok ia akan kembali mendatangi toko buku yang berada di sekitar kota.
Seokjin merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Ia lebih banyak berjalan kaki, karena harus menelusuri setiap ruko yang bisa saja ada toko buku. Seokjin meregangkan tubuhnya yang terasa pegal. "Sojung, kau harus memaafkan aku. Kau tidak tahu, betapa lelahnya mencarimu," monolog Seokjin sambil memeluk bantal guling. Tak butuh waktu lama, ia sudah terlelap karena kelelahan.
.
.
Seokjin bangun dengan semangat. Ini hari terakhir ia mencari Sojung. Besok, ia akan segera kembali ke Seoul.
"Jika hari ini masih tidak bertemu, mungkin kita memang ditakdirkan berpisah. Tapi, aku harap tuhan memberi sedikit penghargaan atas usahaku," Seokjin memasang topinya, lalu segera berjalan keluar apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.