46

234 48 32
                                    

💜💜💜💜

Selama acara peresmian berlangsung, mata Sojung tak lepas dari Seokjin. Rasa rindu itu membuncah di dadanya, namun ia hanya bisa menahan.

"Kau pasti merasa bersyukur, karena aku mengajakmu ke sini."

Pandangan Sojung berubah sinis saat menatap Yoongi.

"Kalau masih mencintainya, bilang saja. Mumpung Seokjin belum resmi menjadi suami orang."

"Tutup saja mulutmu."

"Mulutmu juga tidak sopan. Aku lebih tua darimu," protes Yoongi.

"Ya, memang kau tua."

Yoongi hanya berdecak kesal. Ia heran, mengapa Seokjin bisa jatuh cinta dengan wanita kasar di sampingnya ini.

"Mama! Itu paman Seokjin!" seru Wonyoung, ketika baru menyadari sosok Seokjin yang sudah lama berdiri di panggung. Kini pria itu sedang memberikan sambutan kepada para tamu undangan.

Sojung hanya tersenyum menanggapi ucapan Wonyoung.

"Ma, berarti besok bisa jalan-jalan sama paman Seokjin, kan?" Wonyoung memandang Sojung penuh harap.

"Kalau paman Seokjin tidak sibuk, ya?"

Sojung sendiri heran melihat Wonyoung yang begitu semangat melihat Seokjin. Padahal, satu tahun sudah mereka tidak bertemu. Setiap ada kesempatan, Wonyoung juga menanyakan, mengapa Seokjin tidak pernah lagi datang.

"Kenapa sibuk terus, sih?" Wonyoung menggembungkan pipinya.

"Karena paman Seokjin, kan kerja. Kalau dulu paman Seokjin tidak terlalu sibuk karena hotelnya ada satu, di Seoul. Nah sekarang kan ada di Jeju, jadi paman Seokjin tambah sibuk," jelas Sojung, berharap Wonyoung mau menerima alasannya.

Wonyoung hanya mengangguk sambil cemberut.

"Tapi nanti kita bertemu paman Seokjin, kan? Wonny sangat rindu paman Seokjin," seru Wonyoung semangat.

"Iya, sayang," Sojung mengusap kepala Wonyoung dengan lembut.

Yoongi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Sojung.

"Sojung? Kau di sini?"

Sojung menatap seseorang yang baru saja menegurnya. Wajah Sojung berubah menjadi kesal.

"Kau diundang Seokjin?"

Sojung rasanya ingin menarik rambut panjang wanita yang ada di depannya.

"Aku pikir kau masih punya malu untuk datang ke sini. Apa kau ingin membuat Seokjin kembali padamu? Membuatnya menghabiskan banyak waktu, tapi memberi harapan kosong. Hah..." sambungnya tanpa perduli raut wajah Sojung yang sudah tidak tahan untuk menjambak.

"Aku rasa, kau adalah wanita yang paling tidak tahu diri. Merusak hubungan orang lain. Kau pikir Seokjin tertarik padamu?" Sojung berbicara ketus, namun masih menahan emosinya, agar tidak berteriak, karena ada Wonyoung. Selain itu, Sojung tidak ingin membuat keributan di acara orang lain.

"Bisakah kalian tenang?" Yoongi menatap malas pada dua wanita yang sedang adu mulut.

Sojung hanya menatap sekilas ke arah Yoongi, lalu menatap tajam ke arah Sooyoung.

"Walau pun aku tidak bisa bersama Seokjin, setidaknya kau juga tidak bisa. Kau hanya mempermalukan hidup Seokjin jika masih terus menempel dengannya."

"Yaak! Park Sooyoung. Kau pikir dirimu sempurna?!" bentak Sojung dan langsung berdiri, seolah menantang Sooyoung.

"Mama..." rengek Wonyoung. Ia terlihat takut melihat ibunya yang memarahi orang lain.

"Sebaiknya kau pergi. Jangan mengganggu kami. Lagi pula, Sojung sudah tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Seokjin, karena sekarang Sojung adalah kekasihku," ucap Yoongi. Ia berdiri, lalu merangkul pundak Sojung untuk kembali duduk.

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang