15

408 68 25
                                    

💜💜💜💜

Seokjin membaca kartu nama yang yang ia pegang, lalu mencocokkan dengan sebuah butik yang ada di depannya. Dengan yakin, Seokjin mendorong pintu kaca yang bertuliskan 'OPEN'. Seokjin melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Di sana terpajang beberapa pakaian wanita dan pria. Mulai dari atasan, bawahan, dress, serta perlengkapan fashion lainnya, seperti topi, dasi, dan juga syal.

"Selamat datang. Anda membutuhkan apa?" seorang wanita menyambut kedatangan Seokjin dengan senyuman, namun setelah melihat siapa yang datang, wajahnya langsung berubah datar dan dingin.

"Aku butuh beberapa kemeja, dasi, dan juga jas. Bisa tolong berikan koleksi yang terbaik?" sahut Seokjin dengan senyum hangatnya. Dari sorot matanya, ia begitu merindukan wanita itu. Kim Sojung.

"Apa maumu?" tanya Sojung sarkas.

"Aku butuh beberapa kemeja, dasi, dan-."

"Aku sudah bilang, jangan pernah muncul di hadapanku lagi," potong Sojung, dengan wajah merah menahan emosi.

"Ya, aku ingat. Tapi, aku butuh kemeja-."

"Silahkan cari di tempat lain," lagi-lagi Sojung memotong ucapan Seokjin.

"Aku mencarimu," Seokjin menatap mata Sojung dengan tatapan sendu.

"Pergilah. Aku tidak butuh ucapan apa pun dari mulut sampahmu," sorot mata Sojung menajam.

"Kenapa kau masih membenciku? Semua itu salah paham, Sojung."

"Aku bilang, pergi!" bentak Sojung. Untunglah tidak ada orang lain selain mereka, sehingga Sojung bebas berteriak sesukanya.

"Aku merindukanmu, Kim Sojung! Aku... aku rasa... aku masih mencintaimu," suara Seokjin melemah, walau awalnya ia mencoba tegas.

"Cih! Berhenti membual. Kau tetaplah pria brengsek!" Sojung tertawa miring mendengar ucapan Seokjin.

"Sekarang jelaskan padaku, apa yang membuatmu mengatakan aku pria brengsek? Aku akan terima itu, jika memang yang kau katakan ada buktinya," Seokjin memegang bahu Sojung,  agar wanita itu mau berbicara tanpa harus memberi ucapan yang tak jelas.

"Lepas!" Sojung menghempaskan tangan Seokjin yang memegang bahunya. "Semua itu sudah tidak penting sekarang."

"Sekarang ataupun dulu, bagiku sangat penting. Aku tidak akan melepaskanmu, sampai kau benar-benar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."

"Seokjin, bisakah kau berhenti. Aku sudah tidak ingin mengingat masa lalu lagi. Aku lelah," ucapan Sojung melemah, terlihat jelas bahwa ia tak ingin membahasnya dan sudah merasa lelah dengan hal itu.

"Aku akan berhenti, setelah kau menjelaskan semua alasan kenapa kau pergi begitu saja di hari ulang tahunku. Sampai sekarang, aku masih belum mendapatkan penjelasan yang jelas."

Sojung menghembuskan nafasnya lelah. Ia kembali merasa kecewa jika harus mengingat hal itu.

"Apa pun alasannya, pada akhirnya hubungan kita tetap akan berakhir bukan?"

"Apa maksudmu? Aku tak pernah berpikir untuk berpisah denganmu. Aku mengatakan kita berpisah, karena aku kecewa dengan sikapmu. Selain hal itu, aku masih terus berharap agar kau mau menjelaskan kesalahanku, agar aku bisa memperbaikinya. Aku menunggu hal itu, Sojung," Seokjin menggenggam tangan Sojung, memberi keyakinan agar wanita itu percaya dengan apa yang ia katakan.

Tatapan Sojung menyendu. Ia merasa sedih harus mengingat kembali hal yang sudah lama ia lupakan. Bahkan hal buruk yang terjadi padanya, sudah menimbun kisah lama antara ia dan Seokjin.

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang