24

328 61 13
                                    

Senyum cerah Seokjin mendadak hilang, saat tangannya hendak membuka pintu butik Sojung. Niatnya ingin mengajak Sojung dan Wonyoung makan siang, namun ia malah melihat Sojung sedang makan siang. Tidak itu saja, Sojung makan disertai tawa yang begitu ringan, tidak seperti saat bersamanya. Walau pun semalam Sojung sudah bisa tertawa bersamanya, namun tetap saja wanita itu masih memberi batas kepadanya, sedangkan dengan pria yang saat ini makan dengan Sojung, wanita itu terlihat lebih santai berbicara dan tertawa.

Seokjin memilih pergi, dari pada harus mengganggu acara makan siang Sojung. Jika ia datang, itu hanya akan membuat Sojung bersikap dingin lagi padanya. Ia tak perlu khawatir, karena yang jelas, pria yang bersama Sojung saat ini bukanlah kekasih Sojung.

Di sisi lain, Sojung tertawa melihat Eunwoo yang kepedasan. Pria itu awalnya sangat percaya diri dengan membuat ramyeon pedas. Sojung sudah mengingatkan, namun pria itu malah meremehkan Sojung, karena wanita itu tak suka pedas.

"Hahahaha bukankah sudah kubilang, kalau ramyeon itu sangat pedas," ucap Sojung, sambil menyeka air matanya yang keluar karena mentertawakan Eunwoo.

Eunwoo sudah mondar-mandir tak jelas karena kepedasan. Ia bahkan sudah menghabiskan beberapa gelas air, padahal ia baru menghabiskan ramyeon sesuap saja.

"Ssshhh...aahh... aku pikir tidak sepedas ini. Mereka memakannya dengan santai," sahut Eunwoo, sambil mengemut acar lobak agar pedasnya berkurang. Ia tertarik mencoba ramyeon pedas, setelah menonton acara mukbang.

"Saat mencium baunya saja, aku sudah tahu itu sangat pedas."

"Kalau itu, kau memang selalu merasa kepedasan. Bahkan yang tak pedas pun, kau bilang pedas," ejek Eunwoo, membuat Sojung melemparkan gumpalan kertas, yang tak jauh dari mejanya.

"Yaak! Lihatlah sekarang, siapa yang sedang menangis karena kepedasan? Jadi tidak usah sok kuat," sembur Sojung, dengan wajah kesal.

"Setidaknya, aku masih berani mencoba," Eunwoo membela diri, sedangkan Sojung mencibir tingkah Eunwoo.

"Sojung, apa kau punya sesuatu untuk meredakan pedasnya? Lidahku terasa terbakar," Eunwoo mengibas-kibaskan tangannya di depan lidahnya.

"Menyusahkan saja," omel Sojung. Setelah itu ia bangkit dari duduknya, berjalan menuju kulkas yang berada di sudut ruangan butiknya. Sojung kembali dengan membawa sekotak susu, lalu menyodorkannya pada Eunwoo.

"Susu itu bisa menetralkan rasa pedas. Lebih bagus lagi susu hangat, tapi aku malas membuatkannya untukmu," ucap Sojung, saat Eunwoo menatapnya heran, karena menyodorkan susu.

"Apa pun itu, terima kasih," Eunwoo segera meminum susu kotak, yang sebenarnya milik Wonyoung. Walau pun pedasnya masih terasa, setidaknya sudah mulai berkurang. Eunwoo akhirnya bisa duduk dengan tenang.

"Kenapa tidak dihabiskan?" Sojung seolah sedang mengejek Eunwoo, karena tidak melanjutkan makannya.

"Kau senang ha? Senang melihatku menderita?" Eunwoo terlihat kesal, melihat senyum Sojung yang sudah pasti mentertawakannya.

"Makanya, lain kali tidak usah sok hebat," cibir Sojung.

"Bisakah kau membuatkanku ramyeon yang baru?" rengek Eunwoo. Saat ia datang ke butik Sojung, pria itu hanya membawakan makanan untuk Sojung dan Wonyoung, lalu membawa dua bungkus ramyeon pedas, yang ia pikir bisa dinikmati hingga kenyang. Sekarang ia malah tidak memiliki makanan, karena tidak sanggup menghabiskan ramyeonnya.

"Kau yang berulah, kenapa harus aku yang susah?" Sojung membereskan sampah sisa makanannya. Eunwoo tadi membawakannya nasi bulgogi, dan nasgi goreng untuk Wonyoung, yang kini ia nikmati bersama Umji.

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang