**** Sojung tersenyum sambil menenteng kue ulang tahun yang baru saja ia beli. Ia tak sabar untuk segera memakannya bersama Seokjin. Sojung melirik jam tangannya, masih ada waktu dua puluh menit lagi. Sojung memilih berjalan-jalan sebentar disekitar toko kue.
Sojung memilih untuk membeli es krim untuk ia bawa ke taman, sambil menunggu Seokjin. Di saat ia menunggu es krimnya di ambilkan, mata Sojung tertuju pada toko ayam goreng. Ia melihat Seokjin, dengan seorang perempuan, dan Sojung mengenalnya.
Perempuan itu park Sooyoung, tetangganya Seokjin. Sojung pernah berkenalan dengannya saat ia ke rumah Seokjin. Namun, Sojung bisa melihat jika Sooyoung tidak terlihat menyukainya.
Sojung memilih mengabaikan Sooyoung dan Seokjin. Bisa Sojung lihat, di depan mereka ada sebuah kue ulang tahun. Sojung tak masalah akan hal itu. Nanti ia akan meminta penjelasan pada Seokjin, kenapa dia pergi dengan perempuan itu.
Saat Sojung hendak pergi, matanya tak sengaja melihat Sooyoung mencium pipi Seokjin. Seokjin terlihat terkejut, namun setelah itu ia tertawa. Hati Sojung terasa panas melihatnya. Ia segera pergi, dan memilih menunggu Seokjin di taman.
Untuk sampai ke taman, Sojung harus berjalan beberapa meter lagi, dan menyeberang jalan.
"Sojung ...!"
Mendengar namanya dipanggil, Sojung membalikkan badannya. Ia mendapati Sooyoung berjalan mendekatinya.
Sooyoung mendatangi Sojung tanpa sepengetahuan Seokjin. Pria itu masih menunggu di toko ayam goreng, karena Sooyoung bilang, ia melihat temannya dan ingin bertemu, nanti ia akan kembali lagi pada Seokjin.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan," ucap Sooyoung.
"Apa?"
"Seokjin belum mengatakannya padamu, mungkin ia merasa tak enak. Jadi, aku akan mengatakannya padamu, kalau aku dan Seokjin akan dijodohkan. Kedua orang tua kami sudah membicarakannya," ucap Sooyoung santai.
Sojung hanya diam mematung. Tenggorokannya terasa tercekat, ia tak mampu mengeluarkan suara, bahkan air matanya sudah membendung.
"Cepat atau lambat, Seokjin akan mengatakannya padamu, dan hubungan kalian harus berakhir. Aku mengatakannya padamu, agar kau tidak terkejut lagi jika Seokjin mengatakannya padamu. Jadi, jika Seokjin memutuskanmu, kau tidak perlu tanya alasannya, karena dia bingung mengatakannya. Ku harap kau mengerti. Aku harus kembali lagi, Seokjin menungguku," tanpa menunggu respon dari Sojung, Sooyoung segera pergi sambil tersenyum.
Sojung berhasil menyeberang, dan tiba di taman. Pikirannya kacau. Saat Sooyoung mencium pipi Seokjin, kembali melintas dipikirannya. Apa Seokjin aku memutuskannya, nanti? Air mata Sojung akhirnya turun. Ia tak sanggup harus melepaskan Seokjin. Tapi, kenapa Seokjin tidak mengatakannya dari awal? Pria itu selalu membualkan rayuan manis untuknya setiap hari, yang membuat Sojung semakin mencintainya.
"Pria brengsek!" lirih Sojung. Ia menatap kue ulang tahun yang ada di tangannya. Kenapa ia harus repot-repot menyiapkan itu, jika akhirnya ia akan diputuskan oleh Seokjin?
Sojung berjalan menuju tempat sampah, lalu memasukkan kue yang baru saja ia beli ke dalamnya. Jika memang hubungan mereka akan segera berakhir, Sojung tidak ingin menjadi orang yang terluka. Ia tak ingin terlihat lemah saat Seokjin memutuskannya. Baru saja ia membuat tekat yang kuat, air matanya langsung turun ketika ponselnya berdering, menampilkan nama Seokjin yang ia bubuhkan tanda hati.
Sojung masih menangis tanpa menjawab panggilan telepon dari Seokjin. Sojung menatap layar ponselnya yang kembali menyala, panggilan dari Seokjin. Berkali-kali Sojung mengabaikan panggilan dari Seokjin, sampai akhirnya ia mematikan ponselnya saat melihat Seokjin tak jauh darinya.
Sojung menunduk bersembunyi dibalik pohon. Ia tak sanggup menemui Seokjin. Hatinya sudah terlanjur hancur. Dengan hati-hati, Sojung segera pergi dari taman, dan berlari tanpa memperhatikan jalanan yang ramai.
"Astaga! Sojung?" Minhyun hampir saja menabrak seseorang, yang tak lain adalah Sojung.
"Kau, kenapa? Naiklah."
Tanpa berpikir dua kali, Sojung langsung menerima ajakan Minhyun. Ia ingin segera pulang.
Seokjin yang sudah lelah menunggu Sojung, memutuskan untuk pulang, lalu pergi ke rumah Sojung. Namun, hal itu urung ia lakukan, karena ia malah melihat Sojung yang berada dalam boncengan Minhyun, dan menyandarkan kepalanya ke punggung laki-laki itu.
****
Seokjin mengacak rambutnya frustrasi. Rasa marahnya pada Sojung menguap, digantikan rasa bersalahnya. Ia tak menyangka jika Sojung melihatnya saat bersama Sooyoung. Andai Sojung mengatakannya, hubungan mereka tidak akan berakhir. Ia masih sangat menyayangi Sojung.
Seminggu lagi libur semester akan tiba. Seokjin memutuskan untuk pergi ke Ilsan. Ia akan mencari Sojung, meminta maaf, dan menjelaskan bahwa semuanya hanya salah paham.
Berbekal informasi terakhir, bahwa Sojung bekerja di toko buku, Seokjin nekat pergi ke Ilsan. Ia akan mencari Sojung, dan memperbaiki hubungan mereka.
💜💜💜💜
Double up, soalnya kemarin malam ga update...
Stok udah habis nih... komenmu, semangatku..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.