51

313 42 11
                                    

💜💜💜💜


Lama-lama Sojung merasa jengah, karena terus-terusan dipandangi oleh Seokjin. Sojung meletakkan sendok ke meja dengan kesal.

"Kenapa? Makanannya tidak enak? Mau yang lain?" Seokjin terlihat panik.

"Bisakah kau berhenti menatapku? Aku seperti akan ditelan olehmu," protes Sojung.

"Memangnya aku harus memandang siapa? Lagi pula, aku merasa sangat senang hari ini. Aku tidak sedang bermimpi kan?" Seokjin seolah masih susah percaya dengan adanya Sojung dihadapannya.

"Apa aku perlu mendorongmu ke jendela?"

"Tidak perlu, sayang," Seokjin segera menggenggam tangan Sojung.

"Oh, ya... apa itu artinya sekarang kita adalah sepasang kekasih?" lanjut Seokjin dengan sebuah pertanyaan.

Sojung yang tadinya memasang wajah kesal, kini ia tampak berpikir. Apa sungguh sekarang ia dan Seokjin adalah sepasang kekasih? Kemana benteng yang selama ini ia pasang?

"Aku rasa... ya?" Sojung pun terlihat sedikit ragu.

Tak perduli dengan wajah ragu Sojung, Seokjin segera berdiri, berjalan ke samping Sojung dan menarik tangan Sojung.

Sojung pun berdiri, langsung masuk ke dalam pelukan Seokjin. Pelukan yang hangat, dan membuatnya merasa nyaman. Sojung yakin, Seokjinlah orangnya. Sosok yang akan membahagiakannya. Sojung dengan perasaan lega, menyandarkan kepalanya pada bahu Seokjin, melingkarkan tangannya pada pinggang Seokjin. Ada perasaan menenangkan, saat ia memejamkan mata, saat Seokjin mengusap punggungnya dengan lembut.

"Sojung... mulai sekarang, jangan pernah takut dengan apa pun. Sampai kapan pun, selagi aku mampu, aku akan berada di sisimu. Aku akan melindungimu, dan membahagiakanmu."

Sojung tak membalas ucapan Seokjin, ia hanya menganggukkan kepalanya. Tak ada lagi keraguan dalam hatinya. Kini ia merasa sangat lega.

Sojung tersenyum, saat Seokjin menatapnya lembut. Sebuah kecupan di keningnya, membuat hati Sojung terasa ringan. Ia dapat merasakan ketulusan cinta dari Seokjin.

"Maaf, selama ini membuat perasaanmu susah," ucap Sojung, yang keningnya masih di kecup Seokjin.

Seokjin menyudahi kecupannya. Ia menatap Sojung dalam.

"Saat kau berada di sini, saat ini, aku bahkan sudah lupa bagaimana susahnya mendapatkan hati seorang Kim Sojung. Saat ini, aku percaya bahwa perasaanmu sama besarnya dengan rasa cintaku padamu," Seokjin mengusap puncak kepala Sojung, lalu dengan perlahan, ia menyatukan bibirnya dengan Sojung.

Awalnya Sojung merasa kaku, namun hal itu berlalu dengan cepat, karena baik Sojung mau pun Seokjin, sama-sama ingin menunjukkan perasaan mereka yang begitu dalam.

Sojung dan Seokjin sama-sama menyudahi ciuman manis mereka, lalu tersenyum. Kesulitan yang selama ini mereka rasakan, seolah terangkat begitu saja.

Mereka kini bercengkrama di sofa. Seokjin selalu tersenyum, setiap melihat Sojung berbicara. Sojung bahkan sampai kesal, setiap ia berbicara, Seokjin selalu mencium pipinya berulang kali.

"Pipiku bisa berlubang!" protes Sojung, saat Seokjin menciumnya.

Seokjin hanya tertawa, mendengar omelan Sojung.

"Jadi, kapan kau akan ke luar negeri?"

"Mau ikut?"

Sojung menggelengkan kepalanya.

"Aku belum mengatur kembali jadwalnya," sahut Seokjin.

"Oh, ya... kau jadi akan pindah ke Seoul?" lanjut Seokjin.

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang