30

297 50 14
                                    

💜💜💜💜

Sojung bangun dari tidurnya, saat jam menunjukkan pukul dua belas siang. Perutnya yang lapar, membuat tidurnya terganggu.

Sojung bangkit menuju wastafel, untuk mencuci wajahnya. Memoles tipis bedak dan lipstik agar terlihat lebih segar. Sojung menatap Wonyoung yang masih tidur dengan nyenyak. Ia merasa urung untuk membangunkannya.

Sojung keluar kamar, lalu memencet bel kamar yang ditempati oleh Seokjin. Tak butuh waktu lama, pintu kamar Seokjin terbuka. Sojung bisa lihat pada pipi Seokjin terdapat bekas liputan kain. Sudah dapat ditebak, bahwa pria itu baru saja bangun tidur.

"Aku mengganggu tidurmu?" tanya Sojung, sedikit mengerucutkan bibirnya. Ia merasa tak enak, sudah mengganggu tidur Seokjin.

"Aku bersyukur kau membangunkanku. Jika tidak, mungkin aku bisa saja lupa mengajakmu makan siang. Kau pasti lapar, kan?" Seokjin mengusap rambutnya kebelakang.

Sojung mengangguk kecil, menjawab pertanyaan Seokjin.

"Aku cuci muka dulu, dan berganti pakaian. Kau mau menunggu di kamarmu, atau masuk ke sini?" tawar Seokjin.

"Eumm... Seokjin. Apa sebaiknya kita makan di kamar saja? Wonyoung masih tidur, dan aku tidak tega membangunkannya," pinta Sojung.

Seokjin segera menangguk. Ia tak masalah dengan keinginan Sojung. Lagi pula, kasihan Wonyoung yang pasti sedang kelelahan.

"Baiklah... jadi... kau ingin makan berdua saja dengan Wonny?" tanya Seokjin hati-hati. Ia berpikir bahwa Sojung tidak ingin makan siang dengannya, dan meminta makan di kamar agar dirinya tak bisa ikut.

"Hmm?" Sojung mengerutkan keningnya.

Seokjin menggaruk belakang kepalanya. Sepertinya ia berpikir terlalu jauh.

"Aaa... kau bisa menunggu di kamarmu,  sebentar lagi aku ke sana," ucap Seokjin.

Sojung tertawa pelan, sembari mengangguk.

"Baiklah, aku tunggu. Aku sudah lapar,"  Sojung menepuk pelan perutnya.

"Siap nyonya Kim. Aku tidak akan lama," Seokjin melambaikan tangannya, saat melihat Sojung kembali masuk ke kamarnya.

Seokjin segera berlari ke kamar mandi, membasuh wajahnya, dan segera mengganti baju. Ia tak ingin berlama-lama mengurus penampilannya, karena Sojung sudah lapar. Lagi pula ia sudah good looking, tanpa harus berdandan.

Seokjin segera menekan bel kamar Sojung. Seokjin membawa beberapa roti dan buah, yang sebelumnya sudah tersedia di kamarnya untuk Sojung. Sebelum memesan makanan, Sojung bisa mengganjal perutnya terlebih dahulu.

Seokjin selalu mengembangkan senyum lebar ketika berhadapan dengan Sojung. Begitu pun saat Sojung membukakan pintu, Sojung sudah mendapati senyum Seokjin yang terkembang.

"Maaf terlambat," ucap Seokjin ketika memasuki kamar Sojung.

"Kau bahkan sangat cepat. Aku pikir, aku harus menunggu sampai sepuluh menit," Sojung terkekeh.

"Apa yang lucu?" Seokjin duduk di sofa yang tersedia di sana. Ia mengeluarkan makanan yang tadi ia bawa.

"Kau kesini terburu-buru?"

"Hmm? Tidak juga," sahut Seokjin, sambil mengupaskan buah apel. "Kau pilih saja dulu menunya," Seokjin menyodorkan buku menu.

Tak banyak protes, Sojung segera memilih beberapa menu yang akan ia dan Wonyoung makan.

"Kau makan apa?"

"Pilihkan saja," Seokjin mengambil piring, lalu meletakkan potongan apel di atasnya.

KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang