💜💜💜💜
Setelah acara liburan di pantai, tidak ada lagi interaksi antara Seokjin mau pun Sojung. Seokjin akan tinggal lebih lama di Jeju, karena ingin melihat perkembangan hotelnya secara langsung, setelah itu ia akan percayakan hotel itu dikelola oleh sepupunya.
Berada di kota yang sama dengan Sojung, bukan hal menyenangkan lagi bagi Seokjin. Berada di Jeju, menjadi hal menyesakkan baginya. Berada di kota yang sama dengan wanita yang ia cintai, namun tak bisa ia dapatkan. Ia harus menyerah. Dia bukan orang yang Sojung inginkan.
Begitu pun dengan Sojung. Setelah pertemuan dengan Seokjin dua hari yang lalu, kini ia tak tahu lagi kabar tentang pria itu. Entah masih berada di Jeju, atau sudah kembali ke Seoul. Sojung tak terlalu mementingkan hal itu. Ia hanya mencoba memantapkan hatinya, dengan keputusan yang akan ia ambil, yaitu menyerah. Ia hanya perlu melakukan hal-hal yang positif, dan hal yang ia senangi. Lambat laun, perasaannya akan Seokjin akan pudar dengan sendirinya dan dengan mudah melupakannya.
****
Tanpa Wonyoung, Sojung berbelanja di salah satu penyedia kain yang cukup besar di Jeju. Sojung butuh beberapa jenis kain untuk ia memproduksi pakaian-pakaian baru dengan kualitas yang bagus. Wonyoung tentu memilih tidak ikut, karena baginya sangat membosankan berada di tempat yang hanya ada gulungan-gulungan kain yang besar. Setelah memilih jenis-jenis kain, Sojung juga mengunjungi toko aksesoris pernak-pernik untuk hiasan baju yang telah ia desain.
Sojung sangat menikmati waktunya. Walau pun melelahkan, ia menjalaninya dengan senang hati. Hal seperti inilah yang Sojung inginkan. Tidak ada hal yang mengganggu pikirannya serta hatinya. Hal itu tentu saja berubah, sejak Seokjin masuk ke kehidupannya setelah bertahun-tahun tak bertemu. Sojung harap, ia bisa menjalani kembali hidupnya, sama seperti saat Seokjin belum hadir di hidupnya.
Setengah hari berkelana, untuk kebutuhan butiknya, Sojung akhirnya memilih restoran cepat saji untuk mengganjal perutnya yang mulai terasa lapar. Memesan beberapa potong ayam, burger, kentang goreng, dan segelas soda, tentu akan mampu mengembalikan semangatnya bekerja. Untung saja tidak ada Wonyoung, karena akan susah ia memesan makanan seperti ini, karena ia memang melarang Wonyoung memakan makanan yang sebetulnya kurang sehat. Sesekali tentu tidak masalah, bagi Sojung.
Setelah mendapatkan pesanannya, Sojung segera menempati salah satu meja, dan menikmati makan siangnya sambil membuka buku tentang fashion yang sempat ia beli tadi.
"Boleh aku duduk di sini?"
Sebuah suara mengalihkan perhatian Sojung dari bukunya. Beberapa kali ia mengerjap, menatap pria berdiri di depannya, sambil membawa nampan berisi makanan.
"Semua meja sudah penuh."
Sojung melirik ke kiri dan kanan, memperhatikan setiap meja, dan benar, semua telah terisi penuh.
"Ah, ya..."
Sojung dengan canggung menyingkirkan beberapa barang yang tadinya memenuhi meja, memindahkan ke kursi yang ada di sisinya.
"Kau bisa mengabaikanku, dan lanjutkan makan siangmu."
Sojung hanya mengangguk. Tadinya suasana hati Sojung tampak tenang, namun kini berubah kaku.
"Mengapa sendiri?"
Sojung ingin sekali mengumpat. Pria itu tadi berkata untuk mengabaikannhya, lalu kini malah dia yang bertanya.
"Emm..."
"Wonny tidak diajak?" lanjutnya, karena Sojung masih belum menjawab pertanyaannya.
"Dia tidak mau ikut,"jawab Sojung pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.