💜💜💜💜
"Oh... jadi kau sudah bercerai?"
Sojung mengangguk pelan. Walau pun ia tak ingin dibahas, tetap saja pertanyaan tentang Sojung akan keluar. Mana mungkin Nyonya Kim tidak penasaran dengan wanita yang dibawa Seokjin.
Selain Sooyoung, belum pernah Seokjin mengenalkan atau membawa wanita lain ke rumah. Walau pun tadi Seokjin sudah mengatakan bahwa ia menemani Sojung di acara fashion week, tetap saja nyonya Kim merasa ada yang berbeda. Ia tahu putranya itu sangat tidak suka membahas hal yang berhubungan dengan wanita, tapi kini Seokjin malah membawa seorang wanita bahkan dengan anaknya juga.
"Kelihatannya kau cukup akrab dengan Seokjin. Padahal Seokjin belum lama mengurus proyek di Jeju."
Sojung tersenyum canggung. Sojung tahu, saat ini pasti orang tua Seokjin sedang menilai dirinya.
"Ibu, Sojung ini satu sekolah denganku saat SMA," jelas Seokjin. Dia merasa kasihan melihat Sojung yang selalu dilempari dengan pertanyaan.
"SMA? Benarkah? Aahh... pantas saja Seokjin membawamu ke sini. Seokjin itu sangat susah dekat dengan wanita," ibu Seokjin barulah paham, mengapa Seokjin bisa semudah itu akrab dengan wanita, karena ternyata memang sudah lama kenal.
"Sudah... dari tadi bicara terus. Selesaikan makan malam, baru lanjut bicara. Kasihan Sojung, makannya terganggu karena diberi pertanyaan terus," Tuan Kim mengalihkan topik.
"Ck, ayah ini... sebagai ibu, aku tentu saja penasaran dengan wanita yang Seokjin bawa, walau pun dia bilang teman," sahut nyonya Kim.
Mereka melanjutkan makan malam dengan diselingi obrolan ringan. Seokjin bahkan terlihat senang dengan makan malam kali ini. Biasanya ia selalu berharap makan malam agar makan cepat berakhir, agar ia bisa pulang ke apartemennya dengan alasan pekerjaan.
"Putrimu tidak dibangunkan untuk makan?" Nyonya Kim melirik sofa, tempat Wonyoung terlelap.
"Tadi diperjalanan ke sini, dia sudah menghabiskan burger. Dia pasti lelah, karena dari pagi sudah harus bangun," jelas Sojung.
"Kasihan sekali. Nanti kalau ada acara lagi, Putrimu titip di sini saja. Siapa namanya?" kini tuan Kim ikut bicara. Dari tadi ia hanya menyimak pembicaraan istrinya.
"Namanya Kim Wonyoung. Bisa dipanggil Wonny. Ah, pasti akan merepotkan jika Wonny dititipkan di sini," ucap Sojung tersenyum lembut.
"Kata siapa merepotkan? Kami justru senang dengan adanya kehadiran anak kecil. Seokjin saja yang masih betah sendiri, sehingga tidak bisa memberikan ibunya seorang cucu," cibir nyonya Kim, sambil melirik putranya yang asik makan.
Seokjin hanya diam. Ia menatap ibunya yang terlihat senang malam ini. Entah karena Seokjin pulang, atau karena membawa seorang wanita. Melihat sikap ibunya, Seokjin sedikit ada harapan, karena ibunya tidak terlihat tidak menyukai Sojung.
"Selamat malam...! Jin... ternyata benar, kau pulang! Oh? Ada tamu..." Sooyoung yang baru pulang dari salonnya, langsung singgah ke rumah Seokjin, saat melihat mobil Seokjin terparkir di depan rumah. Ketika masuk, ia justru dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang sangat tidak ia harapkan hadir di lingkungan Seokjin.
"Ayo duduk, sayang. Kau pasti belum makan malam, kan?"
Tanpa menjawab pertanyaan Nyonya Kim, Sooyoung hanya mengangguk, lalu menarik salah satu kursi yang berada di samping Seokjin. Kini ia duduk berhadapan dengan Sojung, yang duduk di samping nyonya Kim.
Sojung menatap Sooyoung dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tidak menatap tajam pada Sooyoung, namun tatapan tenangnya mampu menusuk sangat dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.