7

647 114 10
                                    

Happy reading
____________________________

Petuah move on

Seseorang yang membuatmu lebih banyak bersedih dari pada membuatmu bahagia, maka inilah saat untuk membiarkannya pergi tidak peduli sebesar apa kamu mencintainya.

"Culun! Lagi-lagi kau tidak menandatanganinya!" tangan pemuda ini mencengkeram kuat kertas menjadi bola kecil.

Dahyun kembali berdecak kesal saat membuka laci nakas di pagi hari. Lagi kertas yang dia harap telah di bubuhi tanda tangan oleh si culun tak tergores tinta, padahal semalam dia telah menaikkan nominal yang sangat besar untuk hadiah perpisahan mereka.

Geram ... itulah yang di rasakan dahyun ketika hanya sebuah kertas kecil berada di atasnya dan tertulis petuah move seolah si culun seakan mengejek nasib cintanya. Dan seperti biasa kamarnya telah kosong jejak keberadaan si culun telah tiada.

Dengan emosi tinggi dahyun keluar dari kamar hendak mencari sana. Namun dia hanya mendapati mina duduk di ruang makan.

"Mana si culun?" tanya dahyun ketus pada adiknya.

Mina yang sedang menikmati sarapan beralih mengarahkan manik indahnya pada dahyun. helaan napas terdengar berat dari gadis cantik ini.

"Kakak namanya sana," protes mina memasang wajah malas. "Dia ada perkerjaan merias pagi-pagi sekali," jelasnya dengan malas.

"Dia itu memang tidak punya malu!" geram dahyun. "Dasar perempuan licik," tambahnya.

"Kakak jangan bilang sana seperti itu! Sana adalah gadis yang baik." mina membela sahabatnya.

"Aku sudah menawarkan lima milyar tapi dia masih belum juga menandangani tangan surat perpisahan itu," geramnya.

Senyum kemenangan menghiasi wajah cantik mina. Sahabatnya memang yang terbaik.

"Bagus sana kau yang terbaik," batin mina

"Kakak pikir dia akan tanda tangan! Berhenti menyodorkan uang padanya karena sebanyak apa-pun yang kakak tawarkan dia tidak akan mengakhiri pernikahan ini," ucap mina

Dahyun berdecih mendengar ucapan adiknya. "Dia itu hanya menginginkan uang!"

"Aku kenal sana, dia bukan materialistis seperti perempuan di luar sana. Sana pekerja keras, dia tidak akan menukar harga dirinya dengan uang!" tekannya.

"Belajarlah mencintai dan menerima sana, karena dia gadis yang baik dan tulus. Kakak pasti akan bahagia hidup bersamanya," kata mina penuh keyakinan.

Dahyun tersenyum remeh. "Kau lihat apa dia pantas menjadi istriku. Gadis biasa, culun, pendek, Penampilannya kampungan, hanya akan membuatku malu," cecar dahyun dengan kekesalan.

Ah benar-benar bukan tipe seorang dahyun Vincent

"Kakak tidak bisa menilai orang dari luar saja. Sana juga sangat cantik sabar dan baik. Ingat sana yang kakak anggap culun itu telah menolong kakak dari malu. Sedangkan nayeon yang kakak puja tega meninggalkan kakak," papar mina akan kenyataan menyakitkan.

Wajah dahyun berubah sendu saat mina menyebut nama sang Mantan, pemuda ini kehabisan kata-kata. Kepahitan itu kembali terkenang.

"Kak dahyun! Kak dahyun" panggil mina saat dahyun telah berlalu meninggalkannya tanpa kata.

Dahyun telah berada di kantor, duduk di kursi kebesarannya. Rasanya kepalanya ingin pecah. Memikirkan kepergian nayeon dan sulit terlepas dari pernikahan bersama sana

"Gimana hyun?" tanya Chaeyoung padahal tanpa bertanya dia sudah melihat jawaban di wajah sahabatnya.

"Sial! Si culun benar-benar berharap menjadi istriku," gerutu dahyun

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang