Happy reading
____________________________"Aww." Keluh sana berbaring dalam posisi miring. Tubuhnya seakan remuk.
Dengan cepat mencoba bangun menatap apa yang terjadi? Sana memegang lengannya yang terasa sakit. Seingatnya tadi ada seseorang yang mendorong tubuhnya kuat hingga ia terjatuh.
Manik mata sana menatap ke depan.
Deg ...
Tubuh sana seketika bergetar hebat, aliran darahnya seakan terhenti menatap ke arah tempatnya berdiri tadi.
Seseorang telah berbaring di tempatnya tadi.
"jihyo!" jerit sana menatap adiknya telah berbaring dengan tubuh bersimbah darah.
Secepat kilat ia pun berlari dengan derai air mata menghampiri tubuh adiknya.
Ya, ternyata jihyo melihat kakaknya dalam bahaya. Jihyo yang telah mendorong sana hingga kakaknya terhindar dari mobil yang melaju kencang namun sial jihyo tak sempat menghindar malah dia yang tertabrak.
Sana meletakkan kepala jihyo di pangkuannya. "jihyo bangun ji," rintih sana menepuk-nepuk pipi adiknya semua telah berwarna merah. "jihyo kenapa seperti ini! Jihyo buka matamu sayang! Bertahanlah kakak mohon! Jangan tinggalkan kakak! Kenapa bukan aku saja!" tangis sana pecah mendekap tubuh adiknya yang tak bergerak sama sekali dalam pelukannya.
Di rumah sakit, suasana terasa mencekam di selimuti oleh kecemasan.
"jihyo bertahanlah! Kamu harus kuat!" ucap sana terus terisak menatap wajah jihyo yang penuh dengan darah, terus memegang tangan adiknya yang berbaring di brankar rumah sakit, beberapa perawat mendorong ranjang itu, melalui lorong-lorong menuju ruang perawatan.
" jihyo sayang, anak ibu pasti kuat!" tambah jennie dari sisi seberang tak kalah hancur dan sedihnya, putrinya mengalami kemalangan, berada di antara hidup dan mati.
"Jangan tinggalkan kakak!" rintih sana terdengar lirih, bajunya telah basah karena tetesan air mata.
Hingga mereka telah sampai di depan sebuah ruangan pegangan tangan sana terlepas, tubuhnya tertahan.
"jihyo kakak tidak bisa hidup tanpa kamu!" jerit sana semakin terisak saat tubuh jihyo telah masuk ke dalam ruang perawatan.
Sana dan jennie terhenti di depan pintu.
"Ibu!" raung sana mendekap tubuh ibunya hingga mereka berdua terisak bersama.
"Semoga adik kamu tidak apa-apa!" kristal bening itu semakin deras membasahi pipi.
Ketakutan, kecemasan meliputi perasaan mereka bagaimana tidak keadaan jihyo sangat parah. Mereka sangat takut jihyo tidak bisa bertahan dan meninggalkan mereka untuk selamanya.
Semoga itu tidak terjadi harapnya.
Melihat pemandangan ibu dan anak itu. Tzuyu yang juga berada di rumah sakit mengantarkan jihyo, melangkah mendekat.
"jihyo gadis kuat dia pasti baik-baik saja!" hibur tzuyu pada sana dan ibunya agar tenang.
Pintu ruangan terbuka. Terlihat seorang dokter keluar.
"Dengan keluarga pasien," ucap lelaki yang mengenakan pakaian putih.
"Iya, dokter. Saya kakaknya," ucap sana sembari menepuk dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Presdir Favorite geeky Woman
Romance⚠ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, AGAR AKU SEMANGAT BUAT CERITA!! ⚠ [SAIDA] Seorang wanita culun penata rias pengantin yang tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selalu memandang nya dengan sinis demi persahabatan nya "Kau tahu bagaim...