Happy reading
____________________________Waktu bergulir begitu cepat tak terasa, pernikahan mereka telah melewati tiga bulan, membuat dahyun serasa ingin gila. Sangat sulit terbebas dari pernikahan dengan si culun, karena sana masih teguh bertahan menjadi istrinya walau pemuda ini selalu menindasnya. Sama seperti saat ini.
Sana baru saja pulang setelah selesai mengurus pesta pernikahan orang yang mengenakan jasanya.
Dia pun masuk ke dalam kamar, namun seketika tubuhnya meremang merasakan hawa dingin dari ac yang seakan menembus tulang.
"Ini kamar atau kutub utara," batin sana.
Ini pasti ulah si pemilik kamar galak itu pikirnya.
Tak mengindahkan ia pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah beberapa saat sana keluar dari kamar mandi. Ia memeluk tubuhnya yang terasa mengigil. Manik mata sana mengarah pada pemuda yang bergelung nyaman di ranjang king size.
"Dia sudah tidur," rancau gadis ini, kemudian melangkah pelan mendekat ke ranjang dahyun hendak meraih remote ac yang berada di nakas.
Saat tangan sana telah terulur. Bola mata dahyun tiba-tiba terbuka, duduk di kasur bak orang yang bangkit dari kematian.
"Kau mau apa?" Suara dahyun membuat sana terjengkit kaget.
"Aku hanya ingin mengambil remote AC, mengatur suhunya. Aku kedinginan," ucap sana memegang dadanya yang seakan ingin loncat keluar.
"Dasar kampungan!" sinis dahyun
Padahal ini adalah ulannya sengaja mengerjai sana. Dia tahu sana tidak tahan dengan hawa dingin.
"Jangan ubah, ini adalah kamarku dan kau tidak bisa mengatur Semaumu, kalau kau tidak suka pergi!" usir dahyun
"Tidak! Aku masih tahan sedingin ini," ucap sana dengan senyum di paksakan.
"Menghadapi orang patah hati memang menyebalkan! Yang waras mengalah saja," batin sana
Apalagi yang bisa di lakukan sana selain pasrah ia tertunduk lemah, membalikkan badan melangkah ke sofa untuk tidur.
Sana duduk di sofa menatap dahyun memicingkan mata padanya, sebelum berbaring dia membuka kacamatanya, bersiap untuk masuk ke alam mimpi. Menarik selimut tebal hingga menutupi kepala.
"Ya ampun aku bisa menjadi daging beku," batin sana berbaring mendekap selimut erat.
Senyum kemenangan terbit dari wajah dahyun melihat sana menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Aku akan membuatmu menyerah," desis dahyun dengan seringai di wajah.
Hari ini setelah menyelesaikan tugas merias sana menyempatkan diri pulang ke rumahnya. Karena sering menemani dahyun di acara bisnis dia jadi tidak punya waktu untuk pulang.
Gadis berkacamata ini masuk ke dalam rumah membawa kantong plastik yang berisi makanan. Melangkah menuju ruang tengah di mana adik dan ibunya menghabiskan waktu.
Sana menarik sudut bibirnya saat melihat jihyo duduk di sofa sedang menatap tv tak menyadari kedatangannya. Dia pun ikut duduk di samping jihyo
"Kak sana!" sapa jihyo memeluk manja, senang melihat kakaknya. "Kakak tidak merias?" tanya jihyo karena belakangan ini sana selalu saja sibuk hingga mereka jarang bertemu.
"Kakak udah selesai merias hari ini. Kakak bawa makanan untuk kamu," ucap sana menunjuk plastik yang dia taruh di meja.
"Bukan makanan kondangankan, jihyo bosan dari kecil makan itu terus," kata jihyo sangsi mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Presdir Favorite geeky Woman
Romance⚠ PASTIKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, AGAR AKU SEMANGAT BUAT CERITA!! ⚠ [SAIDA] Seorang wanita culun penata rias pengantin yang tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selalu memandang nya dengan sinis demi persahabatan nya "Kau tahu bagaim...