42

701 108 28
                                    

Happy reading
____________________________

Di suasana pesta yang begitu semarak dengan dekorasi yang menakjubkan, mewah dan berkelas. Terlihat seorang gadis cantik duduk di kursi tamu undangan, mengarahkan netra matanya ke arah panggung mencoba menikmati lantunan lagu dari seorang penyanyi terkenal. Sebuah kenangan lama yang mengudara di kepala membuat raut wajahnya menjadi sendu.

"Aku sangat merindukan kalian! Aku merindukan kita menyanyikan lagu andalan kita!" gumamnya melipat bibir bawahnya, manik matanya mulai berkilau karena genangan air mata.

Ya, perempuan ini adalah mina yang merindukan dua sahabatnya sana dan tzuyu. Ia selalu saja sedih jika berada di suasana pesta pernikahan, kenangan indah saat mereka bersama selalu terkenang, makan bersama di pesta pernikahan, terus bergaya di depan tzuyu yang mengambil foto mereka dan menggila di atas panggung tanpa rasa malu yang penting mereka bahagia.

Ah, rasa sedih terus melanda mina, hidupnya terasa kosong tanpa mereka bagaimana tidak belasan tahun mereka selalu bersama kini ia menjalani hari-harinya sendiri tanpa sahabat.

"Di mana kalian? Kalian berdua tega meninggalkan aku sendiri di sini! Aku kesepian tanpa kalian!" lirih mina tanpa sadar setitik air mata itu turun membasahi pipi mulusnya.

Suara dering ponsel membuat perhatian mina teralihkan pada ponsel yang berada di dalam tas tangan.

Dengan cepat tangan mina mengeluarkan benda pipih itu, setelah melihat nama kontak yang tertera lalu mengusap ikon hijau kemudian membawahnya ke telinga.

"Halo!" ucap mina.

Sejenak mina terdiam mendengar suara di seberang sana.

"Rumah sakit!" sentak gadis cantik ini seketika bangun dari duduknya, memasang wajah cemas.

"mina kesana sekarang!"

Mina bergegas melangkah kilat meninggalkan pesta untuk menuju rumah sakit.

Setelah melaju kencang dengan kendaraannya mina telah sampai di rumah sakit. Memasang wajah cemas ia melangkah menuju ruangan yang di beritahukan oleh mamanya.

Saat telah berada di depan ruangan, Tangan mina membuka pintu dengan sekali sentakan keras.

"Kakak!" ucap mina mengarahkan manik mata pada pemuda yang berbaring di brangkar rumah sakit dengan selang infus melekat di tangan.

"mina!" ucap dahyun pelan melihat adiknya yang tiba-tiba saja muncul.

Gadis cantik ini pun melangkah mendekat ke arah brangkar.

"Kakak tidak apa-apa kan?" tanya mina raut khawatir tak luntur menghiasi wajahnya. memeriksa tubuh kakaknya.

"Emm." Dahyun hanya menjawabnya dengan deheman dan anggukan.

Menghela napas berat, mina menatap wajah pucat kakaknya yang berbaring lemas, tak berdaya.

"Kak, ini sudah yang kedua kalinya dalam bulan ini kakak di rawat di rumah sakit! Ini adalah pertanda jika kakak harus berhenti terus bekerja keras, kakak butuh istirahat," oceh mina dengan tangan bersedekap di dada menasihati kakaknya layaknya seorang emak-emak.

Dahyun mendesah kasar memutar mata jengah pada adik cerewetnya.

Astaga, suara omelan adiknya membuat kupingnya sakit.

"Aku tidak ada waktu untuk istirahat. kerjaanku menumpuk,"

"Sudah! Hentikan menyiksa diri kakak," gemas mina akan sikap masa bodoh kakaknya.

"Jangan mengomel terus! Aku jadi tambah sakit mendengarnya!" ucap dahyun lemah.

Mina memasang wajah cemberut menatap kakaknya yang tidak mau mendengar nasehatnya, namun dalam hati mina tersirat rasa iba untuk nasib pemuda ini.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang