32

815 121 38
                                    

Happy reading
____________________________

Kakak beradik ini berada di sebuah Mall tanpa terasa mereka telah menghabiskan waktu seharian berputar di tempat itu mencari kebutuhan untuk acara di sekolah jihyo sembari menyegarkan pikiran sudah lama juga mereka tidak menghabiskan waktu bersama.

"Udah semua kan?" tanya sana.

Jihyo menatap isi beberapa kantung paperbag yang ada di tangannya.

"Udah kak," jawabnya dengan senyum sumringah.

"Kalau begitu ayo kita makan dulu, kakak sangat lapar. Kamu juga kan!" ajak sana mengelus perutnya yang sejak tadi telah meminta untuk di isi.

"Iya kak." jihyo mengangguk.

Dua gadis berkacamata ini pun melangkahkan kaki menuju sebuah food court. Tak beberapa lama mereka telah berada di tempat itu. Sana memutuskan untuk memesan sedangkan jihyo menunggu di meja.

Sana berdiri di antara baris antrean menunggu giliran hingga suara dering ponselnya terdengar. ia pun meraih benda pipih itu dari tas selempangnya.

"Kak dahyun!" rancau sana saat menatap layar yang tertera di ponsel.

"Kamu di mana?"

"Lagi di mall kak sama jihyo."

"Aku akan menyusulmu."

Sana seketika panik, adiknya pasti heran jika dahyun menjemput mereka. Jihyo bisa curiga.

"Tidak perlu kak! Ini juga sudah mau pulang!"

"Baguslah, Aku akan menjemputmu!"

"Kak tidak ..."

"Aku jalan sekarang!"

Panggilan terputus setelah dahyun terucap hingga sana tidak punya pilihan lain.

Benar, dahyun yang tidak bisa terbantahkan!

Sana menghela napas berat menatap ke arah jihyo. Adiknya itu pasti akan curiga jika melihat dahyun datang menjemputnya. Jihyo pasti akan menanyainya banyak hal tentang dahyun.

Sana melangkah kembali ke arah jihyo setelah pesanannya telah sedia namun dalam keadaan telah terbungkus.

Alis jihyo berkerut dalam saat kakaknya kembali tanpa membawa nampan berisi makanan.

"Mana makananya kak?" tanya jihyo.

"Ini." Tangan kanan sana terangkat menunjukkan bungkusan berisi makanan.

"Kok di bungkus!" protesnya.

Sana tersenyum kaku. "Kakak ada urusan mendadak! Kamu pulang lebih dulu ya." jelas sana terpaksa harus berbohong demi adiknya tidak curiga.

"Urusan apa sih Kak?" bibir jihyo mulai mengerucut terlihat gurat kecewa di wajahnya.

"Kakak mau ketemu klien di mall ini dan tidak lama lagi dia datang."

"Ya, kak," balas jihyo dengan tak semangat.

"Sudah lain kali kita jalan- jalan lagi," bujuk sana

Mendengar itu senyum kembali mengiasi wajah jihyo. Ia pun mengangguk.

Sungguh sana juga merasa tak enak hati membuat adiknya. Kecewa.

"Makasih ya kak!" ucap jihyo sebelum pergi memeluk sayang kakaknya.

"Apa-pun untuk adik tersayang kakak!" balasnya.

Sana menarik napas lega saat jihyo telah meninggalkan mall rahasianya aman. Bagi sana belum saatnya keluarganya tahu.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang