22

761 121 19
                                    

Happy reading
____________________________

"Mengapa dia bisa ada di rumah ini?" batin sana

Sejak tadi pikirannya di penuhi dengan pertanyaan, kenapa pemuda galak ini berada di rumah kecilnya? Sesuatu yang ia anggap mustahil ...

Ya, dahyun masih berada di rumah sana, berkumpul di ruang makan bersama dengan ibu dan adiknya.

Sana termenung hanya mengacak-ngacak makanan di piring dengan sendok. Menatap dahyun berbincang dengan ibu dan adiknya.

"Makan yang banyak, jangan sungkan," ucap jennie

"Saya tidak akan sungkan masakan ibu sangat enak," balas dahyun tersenyum, ia makan dengan lahap.

Dahyun menyantap masakan buatan ibunya, berbaur dengan ibu dan adiknya terlihat akrab dan sopan, dari tadi bersikap manis ini bukan karakter dahyun yang ia kenal.

Sana bergidik ngeri

" Kalian tidak tahu siapa yang kalian ajak bicara! Ya tuhan, jangan sampai mereka salah berucap pada lelaki galak itu" jerit sana dalam hati. Suasana terasa mencekam bagi gadis berkacamata ini.

"sana, makan jangan melamun aja." Suara jennie membuyarkan lamunan sana yang dari tadi hanya diam tak mengerti.

"Iya bu."

"Habis makan, kamu harus minum obat," terang jennie

"Bu sana tidak bisa nelen obat," tolak sana.

"Paksa sayang," balas jennie.

Sana menatap sekilas pemuda galak yang duduk berseberangan dengannya.

Pandangan mereka bertemu, dengan cepat sana tertunduk, dia kehabisan kata, kembali menyuap makanan ke mulut, dia benar-benar mati kutu di depan dahyun.

Makanan di piring ibu Salma telah habis, ia pun bangun dari duduknya.

"Kalian makan yang banyak ibu tinggal dulu," ujar jennie

"Mau ke mana bu?" sahut jihyo menatap ibunya.

"Ibu ada demo masak di tempat bu irene. Ibu mau nonton," jawabnya dengan antusias.

"Ya. Pasti kalau pulang bawa katalog panci lagi nih," cibir jihyo akan hobi si ibu.

"Iya. Ada model terbaru, katanya pancinya canggih. Satu kali masak langsung bisa sekaligus menggoreng, merebus, mengukus, membakar ..."

"Nyapu, ngepel, cuci piring," sebut jihyo menambahkan.

"Huss, jihyo. Ini panci bukan babu," protes jennie menggeram kesal.

Dahyun tersenyum lucu mendengar perdebatan ibu dan anak ini. mereka benar-benar kocak.

Jennie mengarahkan pandangannya pada dahyun

"Nak dahyun, Ibu pergi dulu," pamit jennie yang di balas dahyun dengan senyum terkembang.

Kini hanya tinggal mereka bertiga melanjutkan santapannya.

"Kak dahyun menginap ya malam ini?" tawar jihyo

Mendengar itu seketika sana tercengang, bisa-bisanya adiknya menawarkan dahyun untuk menginap di rumah kecil mereka.

Ini gila ... pikirnya.

"Jangan di dengar! Jihyo memang suka asal bicara," sosor sana dengan cepat.

Sana memang tak tahu jika semalam dahyun menginap di rumahnya. Tak ada yang memberi tahu. Dia mengira jika dahyun baru saja datang.

"Kenapa? Semalam kan Kak dahyun juga menginap di sini," ungkap jihyo.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang