48

947 112 28
                                    

Happy reading
____________________________


Aliran darah sana seakan terhenti. Irama jantungnya seketika berdentam keras saat manik matanya menangkap tubuh pemuda tinggi yang berdiri dari kejauhan di antara banyaknya tamu undangan. Penampilannya, pesonanya, wajah tampannya yang mencolok, membuat manik mata sana menjadi teralihkah pada pemuda itu. Seorang lelaki yang tidak ingin dia temui dan ia lupakan.

Pandangan mereka bertemu sana membeku, saat dahyun terus menatapnya dari kejauhan membuat tubuhnya melemah.

"Kak dahyun," batin sana

Oh astaga kenapa dia harus melihat wajah itu lagi. Untuk beberapa saat sana mematung hingga suara lantunan musik kembali menyadarkan, jika kini gilirannya yang menyanyi. Sana tersentak dengan cepat membuang pandangannya. Dia harus bersikap biasa saja. Tidak boleh terlihat lemah di hadapan dahyun, Sana mencoba meyakinkan diri di dalam hati. Gadis cantik ini kembali mengarahkan mic ke mulut.

"Abang pilih yang mana perawan atau janda perawan memang menawan janda lebih aduhai"

Sana dan mina kompak menyanyikan lirik terakhir dari lagu perawan atau janda. Setelahnya sebagai penutup dua perempuan ini kompak memeluk tubuh tzuyu yang berdiri di antara mereka. Lelaki terbaik yang berada di antara mereka, selalu menjaga dua perempuan ini. Uhg, rindunya mereka dengan pemuda ini.

Tatapan ketiganya pun terkalihkan ke depan.

"Terima kasih!" ucap sana dan mina kompak di hadapan tamu undangan dengan sedikit menundukkan kepala mereka sebagai tanda hormat.

"Hore! Lagi! Lagi!" suara teriakan menggema di dalam ruangan.

Tepukan dan sorak sorai dari tamu undangan yang menikmati penampilan gila mereka bertiga. Ada kebanggaan mengalir dalam perasaan ketiganya setelah berhasil memuaskan penonton yang ada di hadapan mereka.

"Akhirnya kita dangdutan lagi!" ucap mina tersenyum puas dengan dada naik turun, mendekap tzuyu namun kelopak matanya kembali berkaca-kaca.

"Iya, seru banget," sambung sana dengan tangan melingkar di pinggang pemuda itu mencoba mengumpulkan oksigen untuk mengisi rongga paru-parunya.

"Om puas hari ini!" celetuk tzuyu bak om-om genit merangkul bahu ke dua sahabatnya itu. Setelahnya mendesah kasar. "Aduh, aku tidak bisa bernapas!" keluh pemuda ini karena mina dan sana mendekapnya begitu erat terdengar isakan dari keduanya.

"Akhirnya kita bisa bernyanyi bersama lagi!" ujar sana dengan air mata haru kembali mengalir deras mengabaikan keluhan tzuyu

"Kalian tidak boleh pergi lagi!" sungut mina tergugu semakin mendekap tzuyu seakan menahannya untuk beranjak.

Pemuda tampan ini menghela napas pasrah. Beginilah dua sahabatnya sangat manja padanya, namun rasa inilah yang sangat ia rindukan dari dua perempuan ini.

Ketiganya terus berdiri di panggung saling berpelukan meluapkan rasa rindu dengan tangis. Tidak memedulikan yang lain, seperti biasa dunia adalah milik mereka. hingga suara dari mc pernikahan yang membuat mina kesal kembali terdengar.

"Penampilan yang sangat luar biasa! Dan kini kita telah sampai pada acara terakhir, pelemparan bunga dari pengantin wanita!" ucap sang mc yang sukses membuat tanduk mina kembali naik, pelukan ketiganya pun terlepas.

Ah mengganggu saja perempuan ini, sejak tadi terus merecokinya. Decak mina.

"Sudah pergi sana!" usir tzuyu.

"Dasar pengganggu! Menyebalkan! Boleh tidak lempar dia aja!" gerutu mina mengusap air matanya merasa moment pertemuannya terganggu.

"Inikan pernikahanmu mina," tambah sana juga mengusap pipinya.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang