31

873 117 30
                                    

Happy reading
____________________________

Hari masih gelap matahari belum menimbulkan tampang nya. Pemandangan berbeda terlihat di sebuah kamar. Sepasang suami istri sedang berpelukan di bawah balutan selimut yang sama.

Sana menggeliat kecil mengumpulkan kesadarannya. Kelopak matanya mulai terbuka, sayup-sayup ia melihat pemuda tampan terlelap berbaring di sampingnya mendekap tubuh mungilnya erat.

Jantung sana terpompa cepat, saat mengintip tubuh polosnya dari balik selimut bayangan percintaan panas mereka semalam kembali terkenang, bagaimana dahyun membuatnya terkulai lemas dalam kungkungannya, hingga ia merasakan seluruh tubuhnya remuk karena ulah suaminya.

Ah semalam dahyun benar-benar membuatnya tak bisa terlelap. Tenaga suaminya itu seakan tidak ada habisnya.

Dengan perlahan sana melepaskan belitan tangan kekar dahyun yang melingkar di pinggangnya. Dia harus segera pergi sebelum pemuda ini bangun dan kembali menerkamnya. Lagi pula dia punya jadwal merias.

Sana turun dari ranjang, melangkah pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat sana telah rapi hendak pergi tinggal memakai kacamata yang ia letakkan di atas Nakas.

Sana telah hendak melangkah pergi, akan tetapi terhenti, dia teringat jika dia selalu memberikan petuah move on pada dahyun sebelum berangkat.

Tangan gadis berkacamata ini menarik laci nakas, meraih pulpen dan kertas kemudian mulai menulis kalimat.

Lupakan pahitnya

Jangan lupakan pelajarannya.

Temukan satu tujuan dan terus fokus dan jadikan alasan untuk harus meraih itu?

Semangat ...

Setelah menuliskan kata sana meletakkannya di laci, menatap sekilas ke arah dahyun yang terlelap kemudian berlalu keluar dari kamar sebelum dahyun bangun.

Matahari baru merangkak naik. Sana baru saja menyelesaikan tugasnya merias calon pengantin wanita yang akan menjalani akad nikah.

Dengan langkah gontai gadis berkacamata ini meninggalkan ruangan membawa tas make upnya. Sana merasakan tubuhnya remuk ia benar-benar sangat lelah dan mengantuk bagaimana tidak dahyun membuatnya bergadang semalaman.

Sebelum pulang sana memutuskan untuk beristirahat sejenak, duduk di tengah pesta yang belum di mulai. Manik mata sana menatap orang-orang lalu lalang menyiapkan pesta yang tak lama lagi di gelar.

Hingga rasa kantung itu semakin menyerang, Kelopak mata sana mulai tertutup sayu namun tersentak saat merasakan ada seseorang duduk di sampingnya menyandarkan kepala di pundak sana

"mina!" seru sana tersentak kaget.

"Aku sangat merindukannya!" ucapnya terdengar lirih.

Tatapan mina ke arah depan tepat pada pemuda yang memegang kamera saat ini bertugas sebagai pengganti tzuyu.

Melihat itu mengingatkan mereka pada tzuyu

Sana menghela napas berat, ia juga merasakan apa yang mina rasakan. Kehilangan, kosong.

"tidak ada tzuyu, tidak seru! San" keluh mina dengan suara bergetar.

Air matanya selalu saja ingin turun jika mengingat pemuda itu. Apalagi dia yang telah menyakitinya.

"Dia masih kecewa, Berikan dia waktu," ucap sana sembari tangan terulur mengusap rambut mina dengan lembut.

"Kita sudah bersama belasan tahun! Tidak mendengar suaranya, canda tawanya, rasanya sangat aneh, sepi." Setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang