54

1.3K 117 59
                                    

Happy reading
____________________________

Surya menyambut kabut pagi dengan hangat. Di sebuah kamar setelah semalaman suasana kamar di isi dengan desahan dan erangan kini pagi ini mereka sambut dengan kepanikan.

Sana sedang berada di kamar mandi memijat tenguk leher suaminya yang sedang memuntahkan seluru isi perutnya.

Uwek ... uwek ...

Dahyun berdiri membungkuk di depan wastafel. Selalu saja lelaki ini menyambut paginya dengan muntahan.

"Sayang kamu kenapa? Kenapa seperti ini?" tanya sana dengan suara bergetar cemas akan kondisi dahyun yang tiada hentinya memuntahkan cairan dari mulutnya, ia terus mengusap punggung suaminya.

Ternyata beginilah dahyun selama beberapa hari ini.

Setelah di rasa mendingan dahyun membasuh wajahnya, kembali menegakkan tubuhnya berbalik menatap wajah cemas istrinya.

"Aku tidak apa-apa sayang," ucap dahyun mencoba mengiasi wajah pucatnya dengan senyuman agar istrinya tidak khawatir.

Dahyun menggiring tubuh istrinya untuk meninggalkan kamar mandi.

"Kita harus ke dokter!" putus sana tak tega melihat suaminya menderita lagi.

"Tidak perlu sayang," tolaknya.

"Pokoknya kita harus ke dokter! Aku tidak akan tenang," kekeh sana.

Menghela napas berat, dahyun mengangguk. Dia mana bisa menolak perkataan istri tercintanya. Apa-pun demi istrinya itu.

Sesuai dengan keinginan istrinya, dahyun kini telah berada di sebuah rumah sakit terbaik naungan perusahaannya di dampingi oleh sana

Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan, Pasangan ini duduk berdampingan di hadapan seorang dokter lelaki paruh baya, menunggu penjelasan sang dokter tentang kondisi dahyun yang selalu saja muntah.

"Bagaimana keadaan suami saya dok," sosor sana cemas menatap dokter yang masih membaca laporan kesehatan dahyun.

Sebenarnya sana takut jika menyangkut dokter dan pemeriksaan namun semua demi suaminya.

Dokter mengulas senyum.

"Hasil pemeriksaan pak dahyun menunjukkan semua baik-baik saja," jelas sang dokter.

Membuat kening sana berkerut. Baik-baik saja? Jelas-jelas lelaki di sampingnya ini selalu saja mual.

"Tapi kenapa suami saya selalu mual dan muntah dokter terutama di pagi hari," jelas sana. "Dia juga tidak bisa mencium beberapa aroma dokter," tambah sana teringat curhatan mina.

"Tapi saya suka aroma tubuh istri saya dokter! Rasanya saya hanya ingin berada di dalam pelukannya," sambar dahyun.

Blus ... oh astaga wajah sana seketika merona malu, haruskah suaminya mengakui kemesraannya seperti itu di depan dokter.

Senyum dokter terkembang apalagi melihat sana telah tertunduk malu karena ucapan dahyun. Pasangan suami istri yang begitu mesra dan sweet. Melihat cinta itu dokter mulai menganalisa penyakit dahyun.

"Sepertinya istri Anda juga harus memeriksakan keadaannya," ucap Dokter menatap dahyun

Pemeriksaan, mendengar itu membuat sana bergidik ngeri.

"Pemeriksaan? Saya tidak sakit dok, saya baik-baik saja," sambar sana dengan cepat.

"Kapan Anda menstruasi?" tanya dokter itu.

Membuat alis sana berkerut tak mengerti apa hubungannya penyakit dahyun dengan menstruasi nya.

Menstruasi? Sana mencoba mengingat.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang