29

815 116 22
                                    

Happy reading
____________________________

Sudah berhari-hari setelah kejadian perkelahian yang berujung terungkapnya pernikahan gadis yang ia cintai.

Tzuyu menghindar untuk bertemu kedua sahabatnya. Sungguh dia sangat kecewa. Dadanya terus terasa sesak saat mengingat perempuan yang ia cintai selama bertahun-tahun telah di miliki oleh lelaki lain. Dan lebih menyedihkan lagi, kakak dari sahabatnya. Harapannya, mimpinya, rencana hidupnya semua berantakan. Sejak dulu ia hanya punya satu harapan dan satu doa dalam hidupnya yaitu menikah dengan gadis berkacamata itu.

Bahkan dia telah bekerja keras menyiapkan tabungan masa depan, untuk menikah dengan sana. Namun itu semua kandas. Ahhh, rasanya tzuyu ingin berteriak, dadanya sungguh sesak mengenang semua itu.

Tzuyu duduk termenung di warung bakso langganan mereka, tempat yang memiliki banyak kenangan. Di sini mereka bercanda riang saling bertukar cerita.

Meja di hadapannya hanya ada gelas kosong yang berjejeran.

Memori tzuyu berputar pada kejadian lampau saat ia bersama dengan sana.

Saat itu ayah dan ibunya baru saja bercerai, mereka pun pergi menjauh, tzuyu pindah ke kota ini bersama dengan ibunya. Dia menjadi siswa pindahan dan bersekolah di smp yang sama dengan sana. Namun baru sebulan, ibunya sakit dan meninggal membuat hatinya begitu hancur, dia terpuruk hilang arah. Ia menjalani hidup seorang diri tanpa keluarga.

Flash back ...

Bel istirahat berbunyi semua siswa keluar kelas. Tzuyu hanya berdiam diri, enggan beranjak, pribadinya sangat tertutup, dingin dan sulit bergaul membuatnya tak memiliki teman ditambah dia juga masih terpukul kehilangan ibunya. Hingga pandangannya tertuju pada gadis kacamata yang duduk di depannya berbalik menaruh kotak bekal di mejanya.

"Hai kau tidak ke kantin, kau juga tidak punya uang jajan ya!" sapa gadis berkacamata itu sok akrab.

Tzuyu hanya diam tanpa kata menatap datar gadis berkacamata ini dengan alis berkerut.

"Ayo makan bersamaku! Aku bawa makanan enak loh!" tawarnya dengan senyum ceria merasa senasib dengan tzuyu. Ia mengamati anak baru ini tak pernah ke kantin. Padahal tebakannya salah.

Sana membuka kotak makannya. memperlihatkan menu yang ia bawa.

Tzuyu menatap kotak makan sana dengan wajah datar. Melihat menu mewah yang di bawah sana, seketika ia tergugah teringat pada masakan ibunya. Dia yang tidak makan dengan baik setelah kepergian ibunya mulai tergiur.

"Kita bagi dua!" sana lalu membagi makanannya di tutup kotak makan lalu menyodorkannya pada tzuyu.

"Ayo makan!" paksa sana.

Dengan ragu tzuyu meraih makan dari sana kemudian mulai menyantap makanan itu.

Sana pun mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Ini makanan sisa kondangan tadi malam," jelas sana santai sembari mengunyah. Ibunya yang berprofesi sebagai juru masak di pesta pernikahan membuatnya selalu membawa makanan sisa pesta, ke sekolah sebagai bekal. Dia jarang membawa uang jajan.

Makanan sisa kondangan? Oh tidak ...

Tzuyu berhenti mengunyah menatap gadis berkacamata ini.

"Tenang saja ini sudah di hangati! Masih Fresh," jelas sana dengan cengiran.

"Ayo makan lagi!" paksa sana sembari kembali mengisi mulutnya lagi.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang