51

1.3K 126 59
                                    

Happy reading
____________________________

🔞🔞🔞

Dahyun hampir gila menahan rindu, pada istrinya yang telah berada di antara mereka, namun sekuat hati dia masih harus menahan diri karena kini dua keluarga sekarang sedang berada di ruangan untuk berbincang. Pandangan dahyun tak lepas dari sana yang terus saja duduk di samping jisoo, mendampingi sang ibu mertua.

Malam semakin larut, setelah beberapa jam mengobrol akhirnya keluarga Chaeyoung pamit.

Kini sana membantu jisoo merapikan beberapa sisa acara makan malam. Sedangkan dahyun telah menunggu dengan gelisah waktu untuk bicara dengan orang yang ia cintai itu.

"Terima kasih san, kamu sudah mau kembali pada dahyun, kalau dia jahatin kamu lagi bilang sama mama, biar mama yang akan berikan perhitungan dengannya!" ucap jisoo dengan air mata haru. Ia sangat bahagia saat tadi siang sana datang ke rumah ini dan membantunya menyiapkan acara makan malam. Apalagi sana sebagai menantu menjamu keluarga besannya dengan baik.

Ya petuah, sebuah petuah suami-istri yang di katakan dahyun membuat perasaannya berat melangkah untuk pergi hingga jennie sukses meyakinkan sana untuk memberikan kesempatan ke dua untuk pernikahannya berdamai dengan keadaan, tidak menyimpan dendam dan sakit hati lagi.

"Iya, ma." sana menggenggam tangan ibu mertuanya.

"mina sudah tinggal bersama suaminya, syukurlah ada kamu sekarang jadi mama tidak kesepian," jelasnya.

"Terima kasih. Karena mama sayang banget sama sana," balas sana

"Sejak dulu kamu berteman dengan mina mama udah anggap kamu anak mama sendiri," jelasnya memeluk tubuh sana. "Mama sangat tahu kamu anak yang baik sayang, hati kamu tulus."

Pelukan terlepas.

"Sekarang kamu istirahat ya. Kamu pasti lelah membantu mama menyiapkan semua ini," ujar jisoo

"tidak ma, biar sana bantu."

"tidak perlu sayang biar pelayan saja yang mengerjakannya. Kamu istirahatlah," desak jisoo

"sana istirahat dulu ma," sana akhirnya pasrah.

Sana melangkah pelan ke lantai atas menapaki tangga satu persatu dengan perasaan gugup, setelah dua tahun ia akan kembali masuk ke dalam kamar itu lagi. Satu kamar lagi dengan Dahyun.

Tak terasa sana telah menapaki tangga kini dia telah berada di lantai dua tempat di mana kamar dahyun.

Langkah kaki sana terhenti saat melihat pemuda itu telah berdiri tak jauh dari hadapanpannya menatapnya lekat.

Akhirnya yang di nanti dahyun telah berada di hadapannya. Jantungnya berdetak kencang saat melihat wajah cantik itu.

"Kamu tidak pergi meninggalkanku," kata dahyun dengan suara bergetar mencoba menahan rasa di dalam dirinya.

"Karena suamiku tidak memberiku izin untuk pergi, dan aku harus patuh pada suamiku," ucap sana

Suamiku ... Apa? Sana mengatakan ia suami. Dahyun seakan terbang. Entah bagaimana harus ia lukiskan perasaannya saat ini. Sana masih menganggapnya suami.

Mendengar itu dahyun melangkah cepat mendekat ke arah sana. Tanpa kata memeluk rindu tubuh istrinya. Ya tuhan dua tahun akhirnya dia bisa mendekap tubuh ini lagi.

" kumohon jangan tinggalkanku lagi." Lirih dahyun

"Jahat! Kenapa kau selalu saja mengucapkan petuah suami istri untukku," oceh sana membalas pelukan dahyun, meluapkan perasaan rindu yang juga selama ini di tahan.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang