52

1.3K 111 35
                                    

Happy reading
____________________________

Matahari pagi telah menyambut. Sinar hangat mentari masuk melalui celah jendela.

Di sebuah kamar masih di isi dengan suara desahann dan decitan ranjang dari pasangan yang sedang mengejar puncak kenikmatan.

"Ahhhh," erangan dari keduanya saat kenikmatan itu telah di raih.

Keringat bercucuran membasahi ke duanya bak sedang melakukan olahraga di pagi hari. Tubuh dahyun yang masih berada di atas mendekap erat tubuh sana.

"Kak dahyun kita harus pergi," protes sana dengan napas terengah pada lelaki yang menindihnya.

Ini sudah hari ketiga sana kembali bersama suaminya, selama berpisah dua tahun lamanya, bak pembalasan menebus waktu yang hilang, hari-hari panas selalu dia lewati bersama suaminya ini. Dan hari ini adalah waktu yang mereka jadwalkan untuk kembali ke Jerman. Namun apa yang terjadi lelaki ini masih saja meminta jatah sebelum bersiap, hingga kembali sana harus tergeletak lemas.

"Sebentar lagi sayang! Biarkan aku memelukmu lagi,"

Dahyun melepaskan penyatuannya, lalu berbaring di samping istrinya membawa tubuh mungil itu dalam pelukannya.

"Kita sudah terlambat." sana berontak dalam pelukan suaminya, jika seperti ini terus bisa-bisa dia batal ke Jerman.

"Iya sayang." Dahyun menghembuskan napas pasrah melepaskan pelukannya.

Sana pun mulai beranjak untuk mandi dan bersiap. Oh, astaga tubuhnya terasa remuk karena terus melayani hasrat suaminya yang tiada lelahnya. Ia merasakan kakinya bergetar.

Sana baru saja akan turun dari ranjang.

"Ahh." pekik sana seketika tersentak saat merasakan tubuhnya melayang.

Ya, dengan sigap dahyun menggendong tubuh istrinya ala bridel.

"Kak dahyun! Kenapa menggendongku, turunkan aku," protes perempuan cantik ini.

"Kita mandi bersama," ucap dahyun dengan senyum seringai menghiasi wajah tampannya.

Suara ludah terdengar dari sana mulai panik. astaga mandi bersama.

"Kak dahyun tidak perlu."

"Kamu bilang kita sudah terlambat, kamu ingin cepat, jadi kita harus mandi bersama." Senyum menggoda terbit dari wajah dahyun dengan tatapan penuh arti.

Yakin dan percayalah ini pasti bukan hanya sekedar mandi biasa.

Sana mendesah pelan, suaminya ini benar-benar pandai memutar balikan keadaan. Hingga selalu membuatnya hanya bisa pasrah.

Hari ini sana akan ke Jerman mengurus semuanya, sebelum kembali menjalani hari sebagai istri dahyun Vincent.

Pasangan ini telah bersiap untuk pergi, namun sebelumnya mereka pamit pada jisoo dan jennie yang juga bersama mereka. Datang untuk melihat kepergian putri dan menantunya.

"Ma, kami pamit dulu," ucap dahyun lalu memeluk tubuh perempuan paruh baya itu.

"Kalian hati-hati ya!" balas jisoo ada keharuan dalam hatinya.

"Iya, ma." Balas sana kini memeluk tubuh ibu mertuanya.

Setelahnya beralih pada perempuan yang melahirkannya.

"Ibu benar tidak mau ikut?" tanya sana sekali lagi pada ibunya yang memutuskan untuk tinggal.

"Ibu di sini aja sayang, kamu juga hanya sebentar di sana, ibu pusing naik pesawat, biar ibu menunggu saja! Lagi pula ibu udah ikut arisan panci," jelas jennie dengan senyuman.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang