24

739 119 21
                                    

Happy reading
____________________________

Untuk pertama kalinya pasangan ini menghabiskan waktu berduaan menikmati suasana Mall.

Kencan itulah yang coba dahyun lakukan bersama dengan sana, menghabiskan waktu mulai dari membeli kacamata, nonton, makan. Sama yang di lakukan pasangan pada umumnya.

Demi apa-pun, sudah sejak tadi sana merasa canggung berada di dekat dahyun. Telapak tangannya pun dingin bak bongkah es, karena dahyun terus menggenggamnya erat.

Berjalan bersama pemuda sesempurna dahyun siapa yang tidak bergetar.

Walau sana sudah mencoba memberi jarak agar ia tidak terlalu dekat pada yang mulia dahyun. Namun pemuda itu terus saja memberikan perhatian yang membuat detak jantungnya naik-turun bagai roller coster.

"Yakin udah mau pulang?" tanya dahyun sekali lagi saat mereka sepakat untuk memutuskan pulang. Berharap gadis ini berubah pikiran.

"Sudah sore," alibi sana, sudah tak sanggup lagi, ia bisa terkena serangan jantung jika berlama-lama dekat dengan dahyun.

"Baiklah kita pulang sekarang?"

Dahyun menghela napas panjang sebenarnya ia masih ingin menghabiskan waktu bersama sana.

Dahyun mengayun-ayunkan genggaman tangan mereka, sembari melangkah beriringan. Senyuman tak pernah sirna dari wajah tampannya.

Hingga langkah dahyun terhenti ia teringat akan sesuatu.

"Kenapa kak?" tanya sana tak mengerti.

"Ayo kita ke sana," jawab dahyun lalu menarik tangan sana menuju sebuah tempat.

"Parfum," ujar sana setelah tubuhnya tertarik masuk ke dalam toko yang berisi barisan botol parfum.

"Selamat datang tuan," Mereka lalu di sambut beberapa pelayan toko.

"Untuk apa kakak kesini?" bisik sana tak mengerti.

"Pilihlah yang mana kau suka. Aku akan membelikannya untukmu."

"Kak, ini tidak perlu. Lagi pula kakak sudah membelikan ku kacamata baru." Itupun dia terpaksa memilih karena desakan dahyun

"Bukankah kau suka wangiku! Kau ingin parfum yang sama denganku!" cibir dahyun menarik sebelah sudut bibirnya, nada suaranya terdengar menggoda, teringat saat malam di mana sana memeluknya dan mengatakan jika ia suka dan ingin parfum seperti dahyun.

Blus ...

Seketika wajah sana terasa panas, menyalurkan semburat merah. Dia juga mulai mengingat peristiwa memalukan saat ia memeluk dahyun, karena mengira itu jihyo adiknya.

Ah, rasa malu menyeruak dalam diri sana, ingin rasanya menghilang mengingat ia merancau di pelukan dahyun.

Melihat sana yang tertunduk malu membuat dahyun gemas.

"Bantu dia memilih," titah dahyun.

Pelayan pun mengarahkan sana untuk memilih wangi yang ia suka. Gadis berkacamata ini hanya menghela napas berat menuruti ke inginkan dahyun.

Mata sana membelalak seakan ingin jatuh dari tempatnya saat menatap harga yang tertera. Sangat mahal hanya untuk sebotol parfum ukuran 100 ml, mengalahkan penghasilannya merias.

"Mahal sekali, harga segini kalau di beliin yang kw. Sekampung bisa wangi, orang kaya memang aneh!" batin sana

Setelah beberapa saat sana telah menunjukkan pilihannya. Dahyun siap untuk membayar mengeluarkan kartu dari dompetnya.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang