25

1K 132 43
                                    

Happy reading
____________________________

🔞🔞🔞

"Inikan komplek perumahan mewah," batin sana

Alis gadis berkacamata ini mengerut dalam saat, kendaraan dahyun mulai memasuki sebuah komplek perumahan di mana hadiah undian rumah itu berada. Hingga beberapa saat mobil telah terparkir di depan pintu gerbang rumah.

Pasangan ini pun turun. Sana berdiri mematung menatap bingung rumah berlantai dua itu.

"Ada apa?" tanya dahyun yang menatap sana hanya diam saja.

"Apa benar ini rumahnya?" ucap sana pelan menatap kagum rumah yang ada di hadapannya.

"Menurut alamatnya yang tertulis, ini rumahnya," balas dahyun berpura-pura tak mengerti.

"Ayo kita periksa!" tambah dahyun menarik tangan sana untuk mendekat ke arah pintu, tubuh gadis berkacamata itu pun terhuyung ikut.

Mereka telah berada di depan pintu rumah yang masih tertutup rapat.

"Cobalah." Dahyun menunjuk pintu dengan ekor matanya.

Sana lalu merogoh tas selempangnya, mencari kunci rumah yang berikan ibunya. Dengan tangan bergetar dan perasaan gugup mulai membuka pintu dengan kunci yang ia bawah. Ia menarik napas panjang, dan ...

Setelah mencoba ternyata berhasil. Benda persegi itu terbuka. Dahyun menarik ke dua sudut bibirnya saat kunci itu klip.

"Benar kak!" sana menatap heran pada dahyun

Sungguh logika sana masih belum percaya jika rumah ini adalah hadiah. Tatapan bingung terpancar dari sorot matanya.

"Ayo masuk! Kita lihat di dalam," imbuh dahyun antusias menarik tangan sana masuk ke dalam.

Netra hitam sana berputar menatap isi di dalam rumah.

"Apa benar hadiah kupon panci rumah sebesar ini," batinnya semakin tercengang ternyata telah terisi dengan sofa dan perabotan layaknya rumah siap huni. "Apa benar hadiah rumah, Lengkap dengan isinya."

Dahyun melangkah beriringan bersama sana, tanpa kata membiarkan gadis ini masuk semakin dalam. Ia hanya tertawa puas dalam hati melihat wajah lugu sana. Hingga kaki mereka terhenti di dapur.

"Dapurnya besar sekali," decak sana lalu berjalan ke arah kitchen set, mengusap kompor dengan satu jari.

Gadis berkacamata ini terus menyusuri ruang demi ruangan dengan sejuta pertanyaan berkecamuk di hati.

"Kak dahyun! Sebagai pebisinis handal yang sudah banyak pengalaman, kakak pasti tahu yang benar dan tidak. Menurut kak dahyun apa ini penipuan?" tanya sana tentang tanggapan seorang dahyun yang pasti telah banyak pengalaman agar ia bisa tenang.

Pemuda ini melipat tangan di dada terlihat berpikir dalam lalu berkata, "Tentu saja bukan! Kau menerima kuncinya, itu berarti benar," jelasnya meyakinkan.

Mendengar itu sana menghela napas lega, hatinya sedikit tenang. ini bagai mimpi baginya, mereka mendapatkan rumah sebesar ini hanya dari kupon panci. Ia pun mulai bersemangat kembali menyusuri isi rumah.

Setelah melihat penampakan lantai satu, gadis berkacamata ini mulai menapaki anak tangga, satu persatu dengan cepat. Penasaran, apalagi yang terdapat pada lantai dua, dahyun pun hanya mengekori sana dari belakang.

Rasa senang menyeruak dalam hati dahyun melihat istrinya antusias, tidak menaruh curiga padanya.

Langkah sana mengarah pada sebuah kamar. Tangan kanannya pun terulur membuka benda persegi itu.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang