18

709 118 14
                                    

Happy reading
____________________________

Dahyun berada di sebuah restoran mewah, sedang menyantap makan siang bersama Chaeyoung sambil membahas perkerjaan .

"Tentang proyek kerja sama di jepang, udah lama kita tidak ke sana. Bagaimana minggu depan kita akan ke sana untuk mengeceknya?" ucap Chaeyoung sembari menyantap makan siang.

Dahyun memasang wajah malas menatap Chaeyoung

"Tunda saja, Aku sedang tidak ingin ke mana-mana," kata dahyun tak bersemangat.

"Tunda, tumben." alis Chaeyoung berkerut dalam, tidak pernah sahabatnya ini menunda urusan perkerjaan. Tapi, kali ini berbeda.

Dahyun hanya membalasnya dengan mengendikan bahu. Menatap suasana sekitar.

Iris mata dahyun pun tertuju pada seorang perempuan tak dia kenal, duduk di seberang mereka mengenakan kacamata sama seperti sana, seketika dia teringat pada si culun.

Telah seminggu dahyun tidak pernah bertemu dengan sana. Dia tidak menyangka dia merindukan kehadiran si culun, terutama saat bangun pagi di mana dia selalu di sambut dengan kata move on dari gadis berkacamata itu. Dahyun mengira seiring waktu dia akan melupakan si culun ternyata tidak.

Chaeyoung terus mengajak dahyun berbincang, namun hanya balas sekenanya oleh pemuda itu. Ia pun mengarahkan pandangannya memeriksa apa yang sedang dahyun liat.

Chaeyoung mengela napas berat melihat gadis berkacamata yang di pandang dahyun.

"Kau merindukan sana ya?" tebak Chaeyoung

"Ha." balas dahyun mengarahkan kembali netra hitamnya pada Chaeyoung tak mengerti.

"Selama sana tidak ada kau menjadi pendiam, galau, kau seperti patah hati," ucap Chaeyoung yang telah memperhatikan tingkah dahyun selama ini.

"Itu tidak mungkin!" ketus dahyun masih tak terima.

"Aku ini mengenalmu sangat baik hyun, kita sudah bersahabat lama. Aku tahu apa yang ada di pikiranmu, termaksud kau mulai mencintai sana," jelas Chaeyoung

"Aku bilang jangan sembarangan bicara!"

"Kau merindukannya hyun!" sosor Chaeyoung memasang wajah dingin.

"Aku sudah menebak ini, jika kau pasti akan mudah jatuh cinta pada sana. Dia gadis yang baik, tulus, pekerja keras dan aku sangat senang posisi nayeon telah terganti oleh sana," terang Chaeyoung

"Hentikan! Aku tidak mungkin merindukan si culun!"

Dahyun menatap tajam Chaeyoung tak suka akan ucapan sahabatnya. Pemuda galak yang telah kesal ini kemudian bangkit meninggalkan Chaeyoung

"hyun!"

"Dahyun!" teriak Chaeyoung namun panggilannya tak di idahkan pemuda ini berlalu.

Dahyun pergi dengan rasa kesal, memikirkan ucapan Chaeyoung

Merindukan dan mencintai sana?

Oh ... Itu tidak akan terjadi. Tidak mungkin hatinya dengan mudah berpaling dari nayeon kekasih yang telah tiga tahun menempati hatinya dan berganti pada si culun yang selalu membuatnya kesal. Ah ini gila ...

Chaeyoung masih menikmati santap siangnya.

Dret ... dret ...

Panggilan masuk ke ponsel Chaeyoung, pemuda ini pun merogoh saku celananya, mengangkat panggilan.
"Ya, Miyeon." Chaeyoung

"Pak ada yang ingin bertemu dengan pak dahyun dari tadi saya tidak bisa menghubungi ponselnya."

"Siapa?"

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang