26

950 125 9
                                    

Happy reading
____________________________

Cahaya mentari pagi meninggi menerpa sebagian wajah dahyun membuatnya tersadar dari alam mimpi.

Pandangannya terpaku pada sosok gadis cantik yang ada di dalam pelukannya. Gadis? Oh sudah tidak lagi. Setelah semalam ia berhasil merenggut mahkota kegadisan sana

"Dia pasti sangat lelah," batin dahyun sebelah tangannya terulur merapikan anak surai yang menutupi wajah teduh sana

Dahyun tersenyum kecil saat mengingat kembali malam indah penyatuan mereka yang bergelora.

Sungguh dahyun tak pernah menyangka jika dia akan jatuh cinta dan menikmati malam indah bersama sana sebagai suami istri.

Hati dahyun terasa seperti tergelitik jutaan kupu-kupu, cinta itu semakin membuncah saat mengingat bagaimana sana merintih dan mendesah karenanya. Dahyun pun semakin mengeratkan pelukannya, menghujani wajah istrinya dengan ciuman, meluapkan perasaan sayangnya.

Merasa ada yang mengganggu tidur lelapnya, sana menggeliat kecil dalam pelukan dahyun. Kelopak mata sana mulai terbuka pelan. Sorot mata sana terkunci pada sosok pemuda tampan yang berbaring miring di sebelahnya sedang menatapnya dengan senyuman lembut.

"Pagi," sapa dahyun

"Kak dahyun." sana tersentak kaget.

Mengapa ia bisa tidur bersama dahyun?

Sana menatap ke arah tubuhnya yang polos hanya tertutup selimut yang sama dengan dahyun.

Sekelebat bayangan percintaan mereka semalam mengudara. Bagaimana dahyun telah mengambil mahkota yang ia jaga selama ini.

Blus ... wajah sana memanas mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.

Uh, rasa malu menjalar dalam hati. Semalam dia dan dahyun telah melakukan hubungan suami istri. Hal yang seharusnya tidak dia lakukan dan parahnya lagi, dia menikmati setiap cumbuan dan sentuhan lembut dahyun padanya.

Ah, rasanya ia telah kehilangan muka di hadapan pemuda galak ini.

Sana mencoba melepaskan lengan kokoh dahyun yang melingkar di pinggangnya. Namun dahyun malah semakin menggeratkan pelukannya tak ingin sana beranjak.

"Mau ke mana hm?" tanya dahyun mengecup bahu terbuka sana dengan lembut.

"Aku harus pergi," alibi sana jantungnya selalu bekerja extra jika berdekatan dengan dahyun

"Aww." sana meringis pelan saat menggeliat, merasakan perih di inti tubuhnya akibat percintaan semalam.

"Masih sakit!" ujar dahyun menatap ke bawah dan sukses membuat wajah sana kembali memanas karena malu.

"Aku masih ingin memelukmu!"

Dahyun menahan tubuh sana untuk tetap berbaring di sampingnya dengan pelukan.

"Kak dahyun. Ibu dan jihyo pasti mencariku," ujar sana khawatir, niatnya kan hanya ingin melihat rumah hadiah kupon panci bersama dahyun. Tapi mengapa dia malah menjalani malam pertama di rumah ini.

"Ikutlah pulang denganku, kita tinggal bersama lagi," harap dahyun rasanya berat jika harus tinggal berjauhan dengan istrinya. Apalagi setelah melalui malam penyatuan bersama sana, rasanya ia ingin terus mengulangnya.

Sana menatap dahyun mencoba membaca sorot mata dahyun. Apa pemuda ini bercanda?

Mengajaknya pulang! bukankah pemuda ini tidak suka jika dia berada di sana? Kenapa sekarang, ingin dia pulang?

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang