47

916 116 38
                                    

Happy reading
____________________________

Mina telah berada di atas panggung berdiri di hadapan sana dengan air mata yang selalu ingin jatuh.

Dua tahun dia tidak berjumpa dengan perempuan ini. Oh betapa rindu yang ia miliki begitu besar.

Mina terdiam menatap dengan tatapan menilai penampilan sahabatnya yang telah berubah.

"sana!" sapanya terdengar manja.

"mina!" balas sana terdengar merengek layaknya anak kecil.

"Kenapa kau jadi bule begini!" oceh mina akan penampilan baru sana.

Sana membalasnya dengan senyuman serta kelopak mata mengembun sama seperti manik mata mina.

"Kau tidak terima! Aku lebih cantik darimu sekarang!" sana mencoba tersenyum sembari mencoba menahan air matanya.

Mina berdecak, menghentakkan kaki dengan bibir mengerucut seakan tak suka mendengar kenarsisan sahabatnya.

"Baiklah kali ini aku akui aku kalah cantik denganmu! Aku akan merubah warna rambutku!" ucap mina bulir kristal telah jatuh membasahi pipinya.

Sana semakin mengembangkan senyumnya mendengar ocehan mina.

"Aku merindukanmu mina! Kau tidak ingin memelukku," kedua tangan sana merentang.

Tanpa kata lagi mina maju memeluk tubuh sahabatnya itu. Ke duanya saling mendekap, melepaskan rindu setelah dua tahun terpisah. Isakan tangis mewarnai pertemuan mereka.

"Kau jahat! San. Aku pikir kau tidak akan datang!" isak mina meluapkan perasaannya, membuat semua orang menatap mereka bingung.

"Sekarang aku di sini!" balas sana semakin mendekap tubuh perempuan yang suka ngedumel ini.

Setelah puas melepas rindu pelukan terurai. Keduanya masih terisak.

"Aku datang untuk menepati janjiku padamu." Ucap sana sembari mengusap pipinya yang basah.

Ya, andai bukan karena janjinya yang akan menyanyi di pernikahan mina dia tidak akan datang. Sungguh dia tidak ingin menginjakkan kaki dan melupakan semua tentang tempat ini.

"Ya kau harus menyanyi!" balas mina teringat janji mereka bertiga.

"Aku akan menyanyikan lagu andalan kita!" Kali ini sana mulai menggebu-gebu, dia ingin mengulang kenangan mereka yang selalu membawa keceriaan dan menghidupkan suasana di pesta pernikahan.

Mina mengembangkan senyuman ikut bersemangat.

"Baiklah! Kita akan menggila di sini! Lagi pula sudah dua tahun aku tidak goyang ngebor!" balas mina dengan semangat berapi-api kini tatapannya mengarah pada tamu undangan setelahnya tangannya terulur meminta mic.

Uh, dua sahabat ini sudah tidak peduli lagi dengan apa-pun biarkan panggung ini menjadi milik mereka sama seperti dulu.

"Kau siap?" tanya mina meyakinkan, kini mereka telah berdiri sejajar menghadap ke depan memegang mic masing-masing.

Sana mengangguk yakin. "Tapi ingat kau bagian jandanya! Lihat gayaku udah kaya anak perawan kan!" tekan sana mengingatkan lalu bertingkah centil di hadapan mina dengan menaruh telapak tangannya di pipi bak gadis remaja.

Mina mendengus melihat tingkah sana. Benar-benar telah siap terlihat seperti anak perawan.

"Oke! Kau lihat saja, aku akan jadi janda yang paling hot," ujar mina mengelus pahanya dengan dada membusung tak peduli jika dia adalah sang pengantin.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang