53

1.2K 115 40
                                    

Happy reading
____________________________

Jutaan bintang bertabur di langit menghiasi malam yang indah. Sesosok pemuda berjalan gontai, menyeret langkah kaki menuju kamar.

Dahyun baru saja menginjakkan kaki di kediaman Vincent, setelah dirinya kembali dari Jerman. Sudah beberapa kali dalam satu bulan dahyun selalu mengunjungi istrinya itu. Melepaskan sejenak rindunya, karena sungguh dia tidak bisa diam saja menunggu hingga tiga bulan lamanya berlalu, ia rela menempuh jarak panjang duduk di pesawat belasan jam lamanya.

Dahyun masuk ke dalam kamar duduk di pinggir tempat tidur, ia menghela napas berat hatinya kosong, selalu saja seperti ini. Ah andai sana ada, kamar ini tidak akan sesepi ini.

Dahyun lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri agar lelahnya sedikit hilang setelah melalui penerbangan belasan jam demi cintanya.

Setelah beberapa saat dahyun telah selesai, ia naik ke ranjang king sizenya, ia pun meraih ponselnya menghubungi sana mengabarkan jika ia telah sampai lewat panggilan video call.

"Sayang, sudah sampai?" sapa sana dengan senyuman membuat seketika lelah itu sirna.

"Iya sayang."

"Sekarang istirahatlah, suamiku pasti lelah."

"Masih kangen."

Kekehan kecil terdengar dari sana"Baru juga bertemu."

"Rasanya sangat sepi," keluh dahyun.

Sana tersenyum gemas, dia sangat suka melihat wajah tampan yang merengek itu.

"Sabar sayang tidak lama lagi, satu bulan lagi."

"Rasanya berat."

Dahyun menarik napas pasrah lalu berbaring sembari menatap wajah istrinya dari layar ponsel seperti biasa mereka hanya akan menghabiskan waktu sembari bertukar cerita lewat sambungan video call.

Mentari pagi telah menyambut, dahyun yang tertidur menggeliat pelan di ranjangnya. Kesadarannya belum sempurna namun ia merasakan ada sesuatu yang aneh di tubuhnya kepalanya pening, terasa ingin pecah, seketika menjalar ke perutnya seakan di aduk. Ada sesuatu yang harus di keluarkan.

Uwek ...

Suara muntahan tertahan keluar darinya dengan cepat dia beranjak dari tempat tidur membekap mulutnya dengan sebelah tangan. Berlari kecil menuju kamar mandi.

Uwek ... uwek ...

Dahyun berdiri, membungkuk di depan wastafel memuntahkan seluruh isi perutnya.

Setelah selesai dahyun mengusap wajahnya dengan air keran yang mengalir.

Ah kepalanya terasa berputar.

"Sepertinya aku jetlag. Tapi aku tidak pernah mengalami ini," keluh dahyun merasa aneh pada tubuhnya.

Ia pun melangkah pelan kembali ke ranjang tubuhnya terasa sangat lemah setelah memuntahkan isi perutnya.

Suara pintu terbuka membuat perhatian pemuda itu teralihkan ke pintu. Jisoo masuk untuk melihat keadaan putranya.

"Dahyun kamu tidak ke kantor?" tanya mamanya duduk di tepi ranjang.

"Kepala dahyun pusing ma, kayanya jet lag."

Perempuan paruh bayah ini menatap wajah pucat putranya lalu menaruh telapak tangannya di kening dahyun. Menarik napas lega saat merasakan suhu tubuh dahyun normal.

"Baiklah kamu istirahat," ujar jisoo sembari memperbaiki selimut putranya. memaklumi karena dahyun baru saja menemui istrinya yang jauh di sana.

Dahyun hanya membalasnya dengan anggukan. Pemuda ini kembali menutup matanya setelah melihat tubuh mamanya telah keluar dari kamar.

[END] The Presdir Favorite geeky Woman  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang