I.M : 18✔️

41.6K 4.4K 38
                                    



Episode 18.







Mata yang tadinya tertutup kini mulai terbuka karna terganggu dengan sinar matahari yang memancar pada mata nya.

Mata itu mengerjap beberapa kali kala menyesuaikan pencahayaan.

Pandangannya menatap sekeliling, ia menyerngit mendapatkan ruang inap rumah sakit, seragam sekolahnya terganti dengan baju pasien dan tangannya yang terdapat infus dan beberapa perban serta plester.

Pemuda itu menoleh mendapatkan ponselnya yang sedang di cas, dengan perlahan ia duduk menyender dan mencabut ponselnya.

Ia menatap note yang ada di ponselnya dengan bingung, mengambil note berwarna kuning itu lalu membacanya.

Gak usah bingung, kalo butuh apa-apa hubungin gw.

0896-xxxx-xxxx.

Lelaki itu membuka ponselnya, mengetik nomor tersebut dan menghubunginya.

"halo."

"siapa?"

"gw..gw yang di rumah sakit."

"oh, gw ke sana."

Tut

Pemuda itu menatap ponselnya lamat, suaranya seperti cewe tapi terkesan cuek.

***

Sma riolex sedang jam istirahat, membuat kantin terisi penuh dan sedikit berisik.

Acavella bersama teman-temannya sedang memakan bakso yang mereka pesan dan memakannya sesekali mendengar cerita satu sama lain.

Acavella merongga saku almamaternya karna ponsel miliknya bergetar, ia menyerngit mendapatkan nomor asing yang menghubunginya.

"halo."

"siapa?"

"gw...gw yang di rumah sakit."

"oh, gw ke sana."

Tut.

"mau kemana lo?"tanya Zidan melihat Acavella yang berdiri dari duduknya.

"urusan, gw keluar sebentar"pamitnya, lalu bergegas ke ruang osis untuk mengambil kunci mobilnya.

Acavella berjalan gegas di sepanjang koridor membuat murid-murid yang melihatnya menganggap bahwa Acavella sedang marah dan bad mood makanya mereka mengasih jalan untuk ketos mereka.

Acavella langsung masuk ke dalam mobil, ia berhenti di gerbang sekolah yang tertutup.

"pak, bukain"suruh Acavella, ia menyembulkan kepalanya dari kaca jendela.

"sebentar neng."

"mau kemana atuh neng?"tanya satpam itu.

"urusan pak."

Acavella melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang agar cepat sampai, pandangannya teralih ke tukang bubur langganan Felicia yang masih buka, tumben-tumbenan kan tukang bubur buka sampe siang bolong.

Ia menepikan mobilnya dan turun dari mobil "mang buburnya satu, semua topingnya pisah."

"siap neng."

Acavella mengeluarkan dompet dan uangnya karna bubur yang ia pesan sebentar lagi jadi.

its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang