I.M : 22✔️

46.6K 4.1K 30
                                    

Episode 22.




Acavella mengambil ponselnya, ia melirik jam waker yang ada di meja nakas dan mengambil kunci mobil.

jam sudah menunjukan pukul 7 malam dan Acavella akan keluar.

ia keluar dari kamar, menuruni tangga satu persatu lalu melewati ruang keluarga.

baru saja beberapa Langkah di ruang keluarga, ia sudah berhenti dan berbalik menatap Sandri yang bertanya.

"mau kemana kamu?"

"keluar."

"ini sudah malam, perawan kok keluar malam-malam."

Ucapan Sandri membuat Acavella membelakangi Wanita itu lalu memasang wajah seolah-olah ia muntah.

"ENGGA NYADAR DIRI BANGET ANJING! PADAHAL DIA YANG NGAJARIN GW JADI..APA TUH-APA???!!!"

Acavella Kembali menormalkan mimik wajahnya lalu menghadap ke Sandri lagi.

Ia tersenyum manis "sebentar doang kok tan."

Sandri menaikan satu alisnya, apa tadi tan?

"tan? Tan apa?"

Acavella memasang wajah polos, ia mengerjap kan matanya beberapa kali "tan? Tante.."

"ta-tante?"kaget Sandri, ia tertawa renyah mendengar ucapan Acavella.

"mama! ini mama kamu Aca! Kenapa manggilnya tante?"kesalnya.

Acavella menggidikan bahu acuh "mama saya Sandra"gumamnya lalu meninggalkan ruang keluarga.

"ACAVELLA."

"ACAVELLA KAMU BELUM JAWAB PERTANYAAN MAMA!"

"ACAVELLA......!"

Acavella langsung berlari menuju garasi karna teriakan membahana Sandri membuat telinganya sedikit sakit.

Ia langsung masuk ke dalam mobil dan keluar begitu saja saat pagar sudah di buka oleh satpam.

Tujuan nya kini adalah rumah sakit.

Rumah sakit di mana ia membawa lelaki yang notebonya adalah pemeran utama juga.

"kalau gw tau itu si antagonis pria, udah gw biarin tuh!"

"tapi kan gw masih punya hati"jujurnya.

Ia memasuki area parkiran rumah sakit, mencari cela untuk mobilnya bisa parkir.

Acavella keluar dari mobil, tangannya menenteng paper bag berisi bauh-buahan yang sempat ia beli tadi di jalan.

Acavella menunggu di depan lift, ia langsung masuk saat lift terbuka dan memencet nomor 4.

Ting.

Beberapa orang yang ada di lift keluar termasuk Acavella.

Ceklek.

Acavella mengerutkan alisnya saat mendapatkan kamar itu kosong tak ada orang, bahkan alat-alat medisnya saja tak ada dan juga barang-barang lainnya.

"sus..sus"panggil Acavella saat salah satu suster terlihat tak jauh dari tempatnya.

"iya kak? Ada yang bisa saya bantu?"

"ah iya ini..pasien kamar ini kemana ya?"tunjuk Acavella pada kamar tersebut.

Suster itu melihat nomor kamar tersebut lalu mencarinya di data-data ponselnya.

"kamar 102, atas nama malvenzo ya kak?"ucapnya memastikan.

its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang