extra IM 56✔️

23.4K 2K 6
                                    


Episode 56, spcial.




Happy reading.


"LEPASIN.."

"SIALAN! TERKUTUK KALIAN!"

"GW GAK ADA SALAH!"

"LO SEMUA BAKAL HANCUR SUATU SAAT NANTI!"

"LEPASIN GW SIALAN! "

"ARGHHHHHHHHHHHH."

"CEWE GILA, BIADAP! BERDOSA LO!"

"LOO—"

Byur.

"bisik aying!"

Gadis yang tengah di rantai itu memejamkan matanya syok kala tiba-tiba air mengguyur dirinya.

"JEVRAN! Sialan lo! Berani-beraninya!"

Jevran, lelaki itu menggaruk salah satu telinganya "lo denger? Kek ada yang ngomong tapi engga ada orangnya!"

Tawa Venzo menggema di ruangan lembab, kumuh, kotor dan juga bau ayir.

Ia menatap pelaku dari semua kejadian yang Acavella alami.

"well, well, well.Masih berani juga lo" Kenzo mendekatkan diri pada gadis itu dan mengapit dagunya membuat mata mereka saling bertemu.

"gak tau diri, gw heran deh! Kenapa banyak orang yang gak tau diri kaya lo!"

Cuih.

Kedua lelaki itu saling pandang dan terta secara bersamaan "berani banget, bangsat!"

Venzo mundur beberapa Langkah dan duduk di sofa yang tersedia, keduanya menatap penderitaan gadis itu.

Sudah lebih dari tiga hari ia ada di sini, gaun yang ia pakai masih melekat di tubuhnya, walau sudah tak sesempurna awalnya.

Wajah kumel, rambut acak-acakan, darah di mana-mana, luka sayatan, lebam, bercak air mata, gaun yang sobek dan juga kedua tangan yang di rantai.Benar-benar macam zombie yang harus di ikat!

Krettt..

Decitan pintu itu membuat kedua nya menoleh, mereka bangkit dari duduknya dan menyapa Arthur dengan menampilkan wajah datarnya.

"napa?"

Lelaki itu menggeleng "gw cuman mau ngasih ini" ujarnya mengangkat nampan berisi makanan.

"iuhhhh!"Gevran menutup hidungnya kala ia melihat makanan apa yang di bawa lelaki itu.

Gervan turut ikut tadi bersama Arthur yang membawa nampan dengan tutup.

"gila! Bahkan makanan orang yang di penjara lebih enak dari itu."

Arthur memutar bola mata malas "sama, bedanya ini penjara neraka, cuman ada dua pilihan yang membuat mereka keluar dari sini..."

Hanna...gadis yang tengah sayup itu adalah dalang dari semuanya, ia mendongakkan kepalanya menatap Arthur untuk pertama kalinya.

Wajahnya yang tampan membuatnya terpesona seketika, lelaki dengan wajah datar itu mendekat pada Hanna membawa sebuah nampan.

Senyum merekah gadis itu timbul seketika membuat Gevran, Venzo dan juga Jevran bergidik ngeri.

"kamu..kamu orang suruhan yang di suruh sama papi buat jemput aku kan?"

Arthur menaiki satu alisnya "orang suruhan? Yang mimpi! Bokap lo udah jual lo sama gw."

Hanna terdiam, seketika ia memandang Arthur dengan penuh gembira.

Gadis itu mengangguk semangat "iya! Bawa aku, aku mau pergi dari sini, plisss, bawa aku.Kalahin mereka semua, apa lagi..."

Raut wajah gadis itu seketika berubah menjadi marah "apa lagi gadis sialan itu, Acavella.Dia jalang brengsek yang udah kurung aku di sini, aku engga salah!"

Arthur terkekeh di buatnya "lo denger apa yang gw bilang? Hanya ada dua cara untuk keluar dari sini."

Hanna mengangguk dengan cepat, ia melakukannya lagi.

Tangannya yang di rantai menggapai kedua pipi Arthur dan mengelusnya.

Rahang lelaki itu mengeras membuat ketiga pria di belakang saling berebut untuk keluar dari dalam.

Mereka tau mau kena getahnya!

"apa, syaratnya? Setelah kita keluar dari sini aku bakal minta papi buat nikah sama aku."

"siapa?"

"kamu, aku bakal minta sama papi biar kamu nikah sama aku, kita bakal sama-sama bahagian dan mengalahkan gadis sialan itu!"

"siapa gadis itu?"

"dia Acavella! Gadis yang paling aku benci, dia udah engga suc—"

"gw juga benci!"

Hanna tersenyum senang di buatnya, ternyata lelaki tampan suruhan sang papi juga membenci Acavella!

"gw.Juga.Benci!" ulang Arthur menekan setiap kalimat.

"tapi... apa syaratnya?" tanya Hannya lagi menampilkan wajah sedihnya.

Senyum miring Arthur terpati di sana "yang pertama, koma."

"yang kedua?"

"lo mau tau?"

Arthur diam sejenak kala gadis di depannya masih menunggu kata-kata yang akan ia ucapkan "Mati!"

Bugh.

Prang!

Gadis itu terdiam kala nampan tersebut melayang ke arah mukanya dan mendapat pukulan keras dari lelaki tampan di depannya.

"cewe bajingan! Jalang!"

"gak sudi gw! Lo terlalu kotor."

"cewe blangsak kaya lo gak bakal bisa mensandingi ratu gw!"

"lo—!"

"Arr.."

Panggilan itu membuat Arthur berhenti dan menoleh ke belakang, terdapat Acavella dengan pakaian casualnya tengah menatap mereka di depan pintu.

"lo ngapain? Tumben ke sini" ucapnya membuat Arthur tersenyum di buatnya.

Arthur menatap Hanna yang tengah menangis menatapnya, sepertinya ia patah hati!

"ratu gw! Gak layak berada di atas papan catur, dia harusnya di singgah sana dan menikmati semua apa yang gw kasih dan dia minta!"

"ayo.."

"nanti dulu, gw mau—"

"udah ayo, kita cek baju."

"heh! Masih lama!"

"biarin, aku mundurin tanggalnya."







its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang