I.M : 20✔️

43.1K 4.4K 6
                                    

Episode 20.




Episode sebelumnya...

Acavella yang melihat itu mendengus kesal melihatnya..kenapa ia harus bertemu mereka? Ia bahkan tak tau kalau damar dan Edward bokap dari Inggrid dan juga Rafael.

Acavella sedikit menyerngit kala mengingat isi novel itu "di novel nama kedua tokoh itu perasaan bukan Edward atau pun Damar deh."

"bahkan kedua nama itu engga ada di novel."

"apa jangan-jangan semua yang di novel engga nyata? Melainkan hanya di dunia novelnya aja yang bermain, seperti itu kah?"

Ia benar-benar bingung.

"Acavella!"teriakan kepala sekolah membuat Acavella menoleh "yaa?"

"bisa Kembali ke kelas mu? Jam pelajaran sudah berbunyi."

Acavella hanya mengangguk kecil"baiklah."

"tunggu."



Happy reading...


Langkah Acavella terhenti, ia membalikkan badannya menatap Edward dengan bingung.

"bukankah urusannya sudah selesai?"tanya Acavella dengan santai.

Santai lah! Kalau di hitung-hitung usia mereka hampir setara, Acavella yang sekarang adalah Azulfa si mahasiswi cerdas jadi rilex saja.

Damar menatap Acavella tak percaya "sopan santun mu mana?kenapa berbicara santai dengan orang yang lebih tua?"

"ohh..nyadar toh kalo udah tua."

"maaf"ucap Acavella.

Inggrid yang melihat itu memutar bola mata malas "dia ketos di sini pih, dia juga yang ngunciin aku di ruang osis waktu itu"kesalnya.

Edward yang mendengar itu langsung menatap acavella "apa benar?"

"kesalahannya juga"jujur Acavella.

Inggrid yang notebonya adalah primadona sekolah menggeram kesal, gara-gara kedatangan Acavella di sini gelar itu seketika perlahan memudar.

"engga pah, om..dia yang salah, tiba-tiba ngurung aku"adunya.

Semua murid-murid yang mendengar itu hanya diam, mereka tak berani membuat masalah dengan kedua donatur terbesar di sini.

Acavella melihat jam tangan yang ia pakai lalu menatap Edward.

"saya harus pergi..waktu saya tidak banyak di sini."

"sepertinya kau sangat sibuk."

Acavella mengangguk menanggapi "benar..saya orang yang sibuk" sampai-sampai tak ada waktu untuk berlibur di kehidupan lalu.

"saya permisi"pamitnya lalu keluar dari kerumunan begitu saja.

Ia langsung menuju parkiran mengambil mobil dan keluar dari area sekolah menuju rumah sakit lagi.

Entah kenapa ia memikirkan Venzo yang sudah makan atau belum.

Sesampainya di rumah sakit, ia langsung berlari menuju ruangan Venzo dan melihat Venzo yang memainkan ponselnya.

"cepat sekali"ungkat Venzo.

"hmm....kau tak makan sama sekali?"tanya Acavella karna melihat bubur itu yang masih sama seperti awalnya.

its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang